Banjir Marak Terjadi, Waspada Penyakit Leptospirosis

Minggu, 23 Mei 2021 07:36 WIB

Penulis:donalbaba

puddle-3157222_1920.jpg
Ilustrasi petugas pembersih saluran air kotor. undefined

jabarjuara.co, Bandung - Dalam kurun beberapa tahun terakhir, bencana banjir kerap terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Pemicunya adalah adanya anomali cuaca yang menyebabkan terganggunya pergantian musim.

Maraknya bencana ini, masyarakat yang terdampak harus mewaspadai terpapar penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus atau hewan lain (Leptospirosis) akibat bakteri Leptospira. Karena puncak kejadian terjangkit penyakit Leptospirosis terjadi pada saat musim hujan dan banjir.

Bakteri Leptospira yang ada pada penyakit ini, masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit, kulit yang tidak utuh atau selaput mulut dan mata (mocusa).

Menurut dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Primal Sudjana, biasanya penyakit ini menjangkiti orang dengan pekerjaan tertentu seperti petugas pembersi got dan gorong - gorong, tempat tikus menyebarkan bakterinya saat mengeluarkan urin.

"Gejalanya pertama - tama biasanya itu ada demam kemudian di tempat yang diduga tempat masuknya si kuman leptospira itu terjadi pembengkakan kemerahan. Kemudian ada tanda - tanda yang cukup khas yaitu nyeri di betis. Nah kenapa nyeri di betis, karena seringnya itu masuknya dari kaki," ujar Primal Sudjana ditulis Bandung, Minggu, 23 Mei 2021.

Primal mengatakan, apabila seluruh gejala itu tidak segera ditangani dengan mengkonsumsi obat yang mengandung antibiotik, maka bakteri akan menyerang organ liver sehingga menyebabkan gagal hati yang menyebabkan tubuh orang yang terjangkiti berwarna kuning dan tidak sadarkan diri.

Selain itu bakteri tersebut dapat pula menyerang ginjal dan berakibat gagal ginjal. Dia menjelaskan bukan hanya organ liver dan ginjal yang akan terganggu akibat bakteri penyakit itu, karena organ paru - paru juga dapat mengalami peradangan yang berakibat batuk berdarah.

"Akibat gejala - gejala tersebut maka terjadilah perburukan kondisi si pasien yang terjangkit sehingga mengakibatkan kematian," kata Primal.

Jika pasien sudah mengalami gagal ginjal dan gejala akyut lainnya, maka harus segera melakukan tindakan medis seperti pencucian darah. Namun, apabila terjadinya peradangan di paru - paru maka harus diberikan alat bantuan pernapasan (ventilator).

Tetapi semua tindakan medis itu hanya bersifat bantuan, karena pada umumnya pasien yang sudah mengalami komplikasi tersebut meninggal dunia.

Sementara untuk terhindar dari penyakit leptospirosis, disarankan setiap orang yang berada dikawasan banjir agar melindungi dirinya, terutama bagian kaki dengan memakai sepatu booth.

Perlindungan tubuh yang baik saat kejadian banjir berguna untuk melindungi tubuh agar tidak terluka saat terbentur benda keras. Karena benturan benda keras tersebut bisa membuat luka di tubuh.

"Misalkan kayu yang keras membentur kita maka segala jenis kotoran yang ada termasuk bakteri leptospira kemungkinan besar akan masuk ke tubuh," jelas dia.

Seluruh warga korban banjir di mana pun berada, diimbau untuk segera membersihkan lokasi tempat tinggalnya, terutama genangan - genangan sisa banjir yang dapat pula menyebarkan penyakit kencing tikus tersebut. Apabila terdapat warga yang mengalami demam, maka segera dibawa ke tempat medis terdekat.