pandemi
Senin, 05 Juli 2021 06:30 WIB
Penulis:donalbaba
jabarjuara.co, Bandung - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung terpaksa menutup sementara instalasi gawat darurat (IGD) khusus pasien COVID-19. Itu dilakukan akibat keterbatasan sejumlah tenaga kesehatan dan Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian ranjang pasien yang tinggi.
Menurut Kepala Bidang pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Yorisa Sativa, pembatasan layanan ini hanya berlaku khusus Covid-19 saja. Hal ini sebagai upaya untuk mengendalikan penyebaran dan menjaga sistem kesehatan agar tidak sampai tumbang.
“Pelayanan di RS tidak menutup semua tetapi hanya membatasi pelayanan untuk melindungi pasien dan petugas,” ujar Yorisa ditulis Bandung, Senin, 5 Juli 2021.
Yorisa mengakui saat ini banyak tenaga kesehatan tak luput dari paparan COVID-19. Sehingga jumlahnya sangat terbatas.
Yorisa tidak bisa memungkiri jika kasus COVID-19 di Kota Bandung tengah meningkat tajam. Dampaknya, ranjang perawatan pasien COVID-19 di Kota Bandung per hari Jumat, 2 Juli 2021 berada di angka 90,93 persen.
“Saat ini pelayanan COVID-19 memang sedang meningkat. Itu terkait juga dengan tingginya keterisian tempat tidur perawatan di 29 RS rujukan Covid-19 di Kota Bandung,” kata Yorisa.
Yorisa menjelaskan dari seluruh pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit di Kota Bandung, setengahnya diisi oleh pasien dari luar Kota Bandung.
Yorisa mengungkapkan, pelayanan IGD khusus COVID-19 di RSUD Kota Bandung akan segera dibuka kembali apabila kondisi pasien sudah menurun dan tenaga kesehatan kembali bertambah.
“Bila situasi berangsur mereda pelayanan akan normal kembali,” sebut Yorisa.
Meski begitu, Yorisa menyatakan, untuk pelayanan lain yang non COVID-19 tetap buka seperti biasa.
Terlebih menyangkut kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan medis secepatnya.
“Karena yang hectic-nya adalah pelayanan COVID-19. Seperti ruangan, kebutuhan ventilator dan lain-lain. Non-covid tetap harus terlayani. Apalagi gawat darurat,” ucap Yorisa.
Di tengah suasana pandemi ini, Yorisa mengimbau kepada masyarakat untuk memanfaatkan teknologi informasi guna mengakses pelayanan secara daring.
“Pasien bisa mengakses pelayanan online di setiap faskes baik puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan edukasi pelayanan kesehatan,” tukas Yorisa.
Bagikan
pandemi
setahun yang lalu