Indonesia
Kamis, 30 Oktober 2025 14:40 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah

JAKARTA - Tembakau merupakan nama umum bagi beberapa jenis tanaman dalam genus Nicotiana. Tembakau juga sering digunakan untuk menyebut semua produk yang dihasilkan dari daun tembakau yang telah dikeringkan dan diawetkan, seperti contohnya rokok dan cerutu.
Ternyata, produk tembakau ini bersifat adiktif dan sulit dihentikan penggunaannya. Seperti yang dilansir dari World Population Review, produk tembakau mengandung nikotin yang bersifat adiktif, suatu zat perangsang yang terdapat secara alami di dalam daun tembakau.
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tembakau menimbulkan kematian bagi lebih dari 8 juta orang setiap tahun, termasuk perokok aktif dan orang yang tidak merokok tapi menghirup asap rokok secara tidak langsung, atau yang disebut sebagai perokok pasif.
Penggunaan tembakau meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, dan pembekuan darah. Selain itu, tembakau juga dapat meningkatkan kemungkinan serangan jantung dan stroke, serta menyebabkan kerusakan gigi dan gusi dan membuat kulit cepat berkerut.
Prevalensi atau tingkat penggunaan tembakau di suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah tingkat kemakmuran. Negara-negara yang lebih makmur cenderung memiliki tingkat merokok yang lebih tinggi.
Tidak hanya itu, faktor agama juga berperan. Beberapa agama ada yang menentang penggunaan tembakau.
Selain itu, di beberapa budaya di dunia, merokok jadi bagian dari kebiasaan sosial yang sering dianggap wajar, terutama jika dilakukan oleh orang laki-laki.
Secara umum, tingkat merokok tertinggi terdapat di kawasan Asia Tenggara dan Eropa Timur (khususnya Balkan). Sementara itu, negara-negara di Eropa Barat dan benua Amerika cenderung memiliki tingkat merokok yang lebih rendah. Namun, hal ini tidak selalu berlaku, contohnya, Cile justru menjadi salah satu negara dengan tingkat merokok tertinggi di dunia.
Pada tahun 2025, dari lima negara dengan tingkat merokok tertinggi di dunia, satu berada di Kepulauan Pasifik, dua di Asia Tenggara, dan dua di Eropa Timur.
Di banyak negara Asia Selatan dan Asia Tenggara, tingkat merokok antara laki-laki dan perempuan sangat berbeda jauh. Misalnya di Indonesia, tingkat perokok laki-laki mencapai 74,5%, sedangkan perempuan hanya 3%.
Secara keseluruhan, sekarang tingkat merokok di seluruh dunia telah menurun berkat meningkatnya edukasi tentang bahaya tembakau dan kampanye anti-merokok.
Berikut daftar negara dengan jumlah perokok terbanyak selama 2025 menurut World Population Review.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 30 Okt 2025
Bagikan