BMKG
Jumat, 12 Januari 2024 13:55 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Gempa bumi adalah salah satu fenomena geologi yang memberikan dampak paling kuat. Seperti yang dilansir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, gempa bumi dapat terjadi ketika terdapat pergerakan atau pelepasan energi di kerak bumi.
Terdapat sejumlah jenis gempa bumi yang meliput gempa bumi tektonik yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik, gempa bumi vulkanik yang disebabkan aktivitas gunung berapi dan pelepasan tekanan gas vulkanik, gempa bumi runtuhan yang terjadi karena runtuhnya bebatuan besar di dalam bumi, dan gempa bumi dalam yang terjadi di dalam lempeng tektonik, jauh dari permukaan, dan sering memiliki dampak yang lebih besar.
Dalam sejarah, terdapat 3 gempa bumi paling mematikan yang mengakibatkan kerugian besar. Melansir Britannica, berikut adalah gempa bumi paling mematikan yang pernah tercatatkan dalam sejarah.
Gempa bumi Haiti pada tahun 2010 menghantam Port-au-Prince pada 12 Januari pukul 16:53. Gempa ini mengakibatkan sekitar 300.000 kematian dan membuat sekitar 1.500.000 orang menjadi tidak memiliki tempat tinggal.
Gempa tersebut memiliki kekuatan 7 skala richter diikuti oleh gempa susulan dengan kekuatan 5,9 skala richter dan 5,5 skala richter. Beberapa gempa susulan tambahan, termasuk yang berkekuatan 5,9 skala richter pada 20 Januari di Petit Goâve, terjadi dalam beberapa hari berikutnya.
Gempa ini menjadi peristiwa seismik paling parah di Haiti sejak abad ke-18, dengan peristiwa serupa terdekat adalah gempa berkekuatan 6,9 skala richter pada tahun 1984. Republik Dominika mengalami gempa berkekuatan 8 skala richter pada tahun 1946.
Gempa Tangshan yang juga dikenal sebagai Gempa Besar Tangshan, mengguncang pada 28 Juli 1976 dengan kekuatan 7,5 skala Richter. Gempa ini menghancurkan kota tambang di China yang berjarak sekitar 110 km di timur Beijing.
Jumlah kematian, yang mungkin menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah tercatat, secara resmi dilaporkan mencapai 242.000 orang. Namun ada juga yang menyebutkan gempa bumi ini menewaskan hingga 655.000 orang. Lebih dari 700.000 orang lainnya juga mengalami luka, sementara kerusakan properti yang meluas mencapai hingga ke Beijing.
Sebagian besar korban tewas disebabkan oleh runtuhnya rumah-rumah yang tidak diperkuat, tempat orang-orang sedang tidur.
Pada 26 Desember 2004, pukul 07.59 WIB, gempa bawah laut sebesar 9,1 skala richter melanda lepas pantai pulau Sumatra, Indonesia. Dalam tujuh jam berikutnya, tsunami yang dipicu oleh gempa mencapai Samudera Hindia, menghancurkan wilayah pesisir hingga ke Afrika Timur.
Bencana tersebut merenggut nyawa setidaknya 230.000 orang di 13 negara, menyebabkan kerusakan besar di Indonesia, Sri Lanka, India, Maladewa, dan Thailand. Pejabat Indonesia memperkirakan jumlah korban tewas di negara mereka saja mencapai lebih dari 200.000 jiwa, terutama di provinsi Aceh, Sumatera bagian utara.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Bintang Surya Laksana pada 07 Jan 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 12 Jan 2024
Bagikan