Kisah Inspiratif dari Pojok Lokal: Para Pahlawan Keluarga yang Bangkit Lewat Toko SRC

Selasa, 11 November 2025 20:25 WIB

Penulis:Redaksi

Editor:Redaksi

Kisah Inspiratif dari Pojok Lokal: Para Pahlawan Keluarga yang Bangkit Lewat Toko SRC
Kisah Inspiratif dari Pojok Lokal: Para Pahlawan Keluarga yang Bangkit Lewat Toko SRC (SRC)

BEKASI – Di tengah derasnya arus modernisasi dan menjamurnya jaringan ritel besar yang menembus hingga pelosok, toko-toko kelontong tradisional berjuang keras mempertahankan eksistensinya. Kehadiran minimarket waralaba hingga platform e-commerce membuat ruang gerak toko kecil di perkampungan semakin terbatas. Meski begitu, dari sudut-sudut kecil inilah muncul kisah tentang daya juang, kolaborasi, dan semangat gotong royong, cerita tentang bagaimana toko kelontong menjadi penggerak kecil bagi kebangkitan ekonomi lokal.

Salah satu wujud nyata dari semangat itu hadir lewat program Pojok Lokal, inisiatif dari jaringan toko komunitas Sampoerna Retail Community (SRC) yang membuka peluang bagi pelaku UMKM untuk menitipkan produknya di toko-toko SRC di seluruh Indonesia. Dengan konsep sederhana, satu rak di toko yang dibuka untuk produk lokal, program ini telah menjadi titik awal perubahan bagi banyak pelaku usaha kecil.

Simak tiga kisah inspiratif dari Bekasi, Pontianak, dan Magelang, tentang bagaimana program Pojok Lokal menghidupkan kembali semangat wirausaha dan mengubah nasib keluarga.

BACA JUGA: Penguatan Ekosistem UMKM, SRC dan Kemendag Dorong Inovasi Distribusi Melalui Toko Kelontong

Mengubah Toko Kelontong Menjadi Jembatan Harapan UMKM

Di Bekasi, Dwi adalah pemilik Toko SRC Toya yang berperan penting bagi lingkungannya. Ia bertekad menjadikan tokonya bukan sekadar tempat belanja, melainkan ruang untuk mendukung tetangga dan kerabatnya yang berwirausaha. Berangkat dari kesadaran bahwa banyak pelaku usaha rumahan yang kesulitan dalam memasarkan produknya, Dwi berinisiatif menyediakan Pojok Lokal di Toko SRC Toya.

"Berawal dari tetangga saya, seorang ibu dengan empat orang anak yang membutuhkan pendapatan lebih untuk membiayai keluarganya, namun modalnya sedikit. Inilah yang mendasari saya untuk membuka ruang bagi mereka yang membutuhkan, khususnya UMKM sekitar," tutur Ibu Dwi, mengisahkan awal mula program Pojok Lokal di tokonya. Tujuannya, membantu ibu-ibu di lingkungan sekitar yang membuat camilan berbahan baku lokal dengan meminimalkan beban modal bagi mereka.

Langkah Dwi terbukti strategis dan sangat membantu. Ia menerapkan sistem penjualan konsinyasi (titip jual) dengan margin yang disepakati, memastikan UMKM mendapatkan keuntungan yang adil. Kini, Toko SRC Toya laris dengan produk-produk titipan terlaris seperti kue kering, keripik usus, bakarung, kelerang, kacang bawang, dan peyek.

Pencapaian Pojok Lokal di Toko SRC Toya sungguh membanggakan. Omzet produk titipan rata-rata mencapai Rp3,4 juta per bulan. Dampaknya meluas, usaha tetangganya kini mempekerjakan lima pegawai, dan yang mengharukan, Dwi bersyukur dapat melihat anak-anak tetangganya bersekolah dengan baik berkat keuntungan usaha mereka yang ditopang Pojok Lokal.

Semangat berbagi Dwi menjadikannya inspirasi. Hingga tahun 2021, Toko SRC Toya telah menjadi jembatan rezeki bagi lebih dari 10 UMKM di sekitarnya untuk menitipkan produk mereka, menciptakan ekosistem saling bantu yang semakin kokoh. “Kami semua senang, rasanya seperti tumbuh bareng,” ujar Dwi.

Toko kelontong yang dulunya hanya menjual kebutuhan harian kini menjadi ruang tumbuh ekonomi komunitas, membuktikan bahwa di tengah gempuran modernisasi, toko kelontong masih punya cara tersendiri untuk bertahan yaitu dengan berbagi.

Jembatan Masa Depan di Tengah Keterbatasan

Sementara di Pontianak, Kalimantan Barat, Iskandar adalah pemilik Toko SRC Bu Darmi yang bersemangat memberdayakan wirausaha lokal. Inisiatifnya sangat membantu Ibu Nyai, seorang pengusaha UMKM yang memproduksi nastar dan kacang goreng daun jeruk. Di usia 60 tahun, Ibu Nyai menghadapi tantangan besar mulai dari keterbatasan modal, jaringan pemasaran, hingga masalah legalitas yang menghambat pertumbuhan usahanya.

Tahun 2021 menjadi lembaran baru ketika Ibu Nyai mulai menitipkan produknya di Pojok Lokal Toko SRC Bu Darmi milik Iskandar. Kemitraan ini disambut baik dan menjadi sebuah proses pendampingan yang transformatif.

Melalui Pojok Lokal, Iskandar membantu Ibu Nyai meningkatkan kualitas produk dan memfasilitasi pengurusan izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) di Dinas Kesehatan setempat. Langkah ini secara signifikan meningkatkan kepercayaan pelanggan dan omzet nastar dan kacang goreng daun jeruk Ibu Nyai.

"Melalui Pojok Lokal, saya diajarkan pentingnya kualitas dan legalitas. Usaha saya menjadi semakin dikenal, disukai pelanggan, dan omzet pun meningkat," ujar Ibu Nyai, bersyukur atas dukungan dari pemilik toko. Ia membuktikan bahwa usia senja bukanlah halangan untuk berinovasi dan maju.

Kini, usaha Ibu Nyai telah memberdayakan empat orang pegawai, dengan omzet stabil mencapai Rp2 juta per bulan dan penjualan mencapai rata-rata 80 toples setiap bulan. Iskandar, pemilik Toko SRC Bu Darmi, juga menjadi mitra bagi tiga UMKM lokal lainnya, dengan total omzet yang berhasil dicapai sebesar Rp2 juta per bulan dari Pojok Lokal mereka. Kisah ini mengajarkan bahwa kemitraan yang tepat dapat melahirkan peluang baru dan legalitas di tengah keterbatasan.

Keberhasilan Pojok Lokal tidak hanya diukur dari peningkatan omzet dan legalitas seperti kisah Ibu Nyai. Di Magelang, pemilik toko SRC Rohmah membuktikan bahwa pendampingan dalam hal tampilan dan estetika juga menjadi kunci agar produk lokal bisa benar-benar "naik kelas".

Terus Belajar untuk Kemasan yang 'Naik Kelas'

Di Magelang, kisah lain tumbuh dari Toko SRC Rohmah milik Rohmah. Toko ini sudah lama berdiri, diwariskan dari orang tuanya. Namun, perubahan besar terjadi saat ia mulai membuka rak Pojok Lokal bagi produk buatan pengusaha UMKM sekitar. Salah satunya adalah dari tetangganya bernama Dwi, yang awalnya hanya menjual produk dengan kemasan plastik biasa, kurang menarik perhatian pembeli.

Menyadari tantangan visual ini, Rohmah bersama Dwi mengikuti pendampingan PKK Dharma Wanita di tempat tinggalnya, belajar membuat kemasan yang lebih menarik dan berlabel. “Sebagai pemilik toko, saya senang melihat kemasan produk yang menarik. Kalau tampilannya bagus, pembeli percaya, dan toko juga ikut naik kelas,” kata Rohmah, menekankan pentingnya peran pendampingan dalam meningkatkan daya saing UMKM.

Kini, omzet Dwi dari penjualan di Pojok Lokal Toko SRC Rohmah mencapai Rp2 juta per bulan, dengan penjualan rata-rata 90 bungkus produk lokal setiap bulan. Selain dua pegawai yang membantunya, Dwi merasa punya keluarga baru dari para pelaku UMKM di lingkungannya.

“Kami ini saling bantu. Saya bantu jualkan, mereka bantu isi etalase toko dengan produk khas Magelang,” ujar Rohmah.

Pojok Lokal: Lebih dari Etalase, Menumbuhkan Kekuatan Ekonomi Kerakyatan

Tiga cerita dari Toko SRC milik Dwi di Bekasi, Iskandar di Pontianak, dan Rohmah di Magelang adalah wajah nyata dari dampak Pojok Lokal di Toko SRC. Program ini telah mentransformasi toko kelontong menjadi inkubator bisnis skala mikro. Pojok Lokal tidak hanya menyelesaikan masalah pemasaran, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas produk melalui pendampingan, dan mendorong legalitas usaha.

Bahkan, berdasarkan hasil riset Kompas Gramedia (KG) Media omzet produk UMKM yang dipasarkan melalui Pojok Lokal diperkirakan mencapai Rp5,6 triliun per tahun pada tahun 2022. 

Filosofi di balik Pojok Lokal sangat humanis yaitu kemajuan bersama. Para pemilik Toko SRC tidak melihat UMKM sebagai pesaing, melainkan sebagai mitra strategis yang memperkaya variasi produk dan menarik lebih banyak pelanggan. Dalam ekosistem ini, setiap bungkus camilan yang terjual, setiap botol minuman lokal yang berpindah tangan, adalah denyut nadi perekonomian lokal yang berputar.

Pojok Lokal adalah pelajaran berharga tentang bagaimana kolaborasi sederhana yang menawarkan ruang kecil di etalase toko dapat menjadi fondasi kokoh bagi pertumbuhan kemandirian ekonomi rakyat. Ia adalah bukti bahwa untuk "naik kelas", UMKM hanya membutuhkan kesempatan dan tangan yang siap merangkul. Di Pojok Lokal, impian para pelaku UMKM menemukan jalan terangnya, membawa harapan bagi keluarga dan komunitas di seluruh Indonesia.