Jumat, 25 April 2025 14:33 WIB
Penulis:Admins
jabarjuara.co, Bandung – Selasar Sunaryo menggelar Lifetime Achievement Award tahun ini (17/4) dengan menganugerahkan penghargaan tersebut kepada Pameran Seabad Sadali yang sudah berlangsung dari 19 September 2024 lalu. Pameran ini menjadi salah satu pameran yang bermakna sehingga dianugerahi penghargaan yang sebelumnya diadakan di tahun 2021.
Sebagai bagian dari upaya menghormati tokoh seni rupa, SSAS menyelenggarakan Selasar Sunaryo Art Space Lifetime Achievement Award, sebuah resepsi penganugeranan bagi individu yang telah mendedikasikan hidupnya demi kemajuan seni rupa Indonesia. Pada 26 November 2021, SSAS menyerahkan penganugerahan ini untuk pertama kalinya kepada Rita Widagdo. Resepsi ini diselenggarakan dalam rangkaian pameran Ekuilibrium: Karya dan Pikiran Rita Widagdo dengan kurator Nurdian Ichsan.
Profil Ahmad Sadali
Ahmad Sadali (1924 - 1987) tumbuh di tengah pergolakan politik yang merebak beriringan dengan praktik seni rupa corak baru. Sadali berasal dari keluarga pengusaha yang terlibat dalam organisasi keislaman Muhammadiyah. Di samping itu, ia juga meminati berbagai corak kebudayaan Barat termasuk musik klasik. Sadali tumbuh menjadi
seorang pejuang kemerdekaan, akademisi, dan aktivis keagamaan. Pada usia 22 tahun, ia berperan sebagai penyiar Radio Republik Indonesia di Garut yang dibom oleh tentara Belanda. Andilnya dalam pergerakan kemerdekaan membuat Sadali sempat dipenjara. Kemudian, ia berkarir sebagai seorang staf pengajar "pribumi" generasi awal di Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar - cikal bakal Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Kiprah Sadali dalam organisasi keislaman antara lain adalah perancangan logo Himpunan Mahasiswa Islam, perintis Masjid Salman ITB, dan pendirian Universitas Islam Bandung.
Mengenai Pameran Seabad Sadali
Riset awal Pameran Seabad Sadali menunjukan kepeloporan sosok Sadali dalam ranah pendidikan seni rupa modern Indonesia. Corak seni rupa awal Indonesia didominasi oleh wacana "nasionalisme" sebagai dampak dari rasionalisasi dan industrialisasi kehidupan Indonesia. Para penekun seni mempertimbangkan kesinambungan seni rupa modern dengan warisan tradisi Indonesia. Ahmad Sadali meyakini dan merumuskan bahwa terdapat perbedaan antara modernitas seni rupa Indonesia dengan seni rupa Barat.
Sadali berpendapat bahwa seni rupa modern Indonesia hendaknya dipahami sebagai sebuah akulturasi - hasil dialog - antara khazanah tradisi Indonesia dengan pengaruh pemikiran Barat.
Bagikan