Merasa Hemat? 7 Kebiasaan Ini Diam-Diam Bikin Anda Makin Boros

Jumat, 14 November 2025 18:59 WIB

Penulis:Redaksi Daerah

Editor:Redaksi Daerah

7 Kebiasaan Ini Sering Dikira Hemat tapi Justru Bikin Boros, Hati-hati!
7 Kebiasaan Ini Sering Dikira Hemat tapi Justru Bikin Boros, Hati-hati!

JAKARTA – Tidak semua kebiasaan yang terlihat hemat benar-benar membuat pengeluaranmu berkurang, sebagian justru dapat menambah biaya dalam jangka panjang.

Kita semua tentu ingin hidup lebih sederhana dan tidak boros. Namun, beberapa tindakan yang dianggap hemat ternyata bisa berbalik arah, menghabiskan waktu, energi, atau bahkan uang tanpa disadari.

Jika perilaku hemat dilakukan secara berlebihan, itu malah bisa menghambat tujuan keuanganmu. Inilah beberapa kebiasaan hemat yang sebenarnya lebih banyak mudaratnya, serta alternatif yang lebih bijak agar kamu tetap bisa menabung tanpa mengorbankan kenyamanan hidupmu.

Kebiasaan Hemat yang Justru Bikin Boros

Dilansir dari berbagai sumber, berikut kebiasaan hemat yang lebih banyak merugikn:

1. Berbelanja di Banyak Toko yang Sedang Promo/Diskon

Semua orang suka diskon. Meski tampak sebagai strategi yang cerdas, berkeliling ke berbagai toko justru menghabiskan lebih banyak waktu dan uang, termasuk saat belanja online atau di marketplace, yang sering membuat kita membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan.

Tapi, jika dihitung, waktu dan biaya untuk pergi ke berbagai tempat sering kali lebih besar dibandingkan dengan penghematan yang diperoleh. Misalnya, menghabiskan dua jam dan Rp50.000 untuk bensin demi diskon Rp40.000 justru membuat kerugian.

Untuk lebih efisien, terapkan aturan sederhana seperti jangan habiskan lebih dari 15 menit untuk menghemat Rp100.000 dan pilih di satu toko utama untuk belanja mingguan.

2. Membeli Barang Karena Sedang Diskon

Beberapa penjual kerap memakai strategi promosi untuk mendorong konsumen membeli lebih banyak, misalnya dengan menciptakan kesan barang langka atau membandingkan harga diskon dengan harga asli yang tinggi.

Diskon memang bisa meningkatkan keinginan berbelanja, tapi belum tentu waktunya tepat. Belum tentu kita benar-benar membutuhkan barang yang sedang diskon.

Sebelum tergoda dengan diskon besar, pikirkan lagi apakah barang tersebut benar-benar diperlukan dalam waktu dekat. Jangan sampai justru menumpuk barang yang tidak perlu.

3. Membeli dalam Jumlah Besar

Salah satu cara hidup hemat yang kerap dibahas adalah membeli barang dalam jumlah besar. Tujuannya agar tidak perlu sering ke supermarket dan bisa menekan keinginan belanja. Prinsip ini memang bisa efektif, tetapi tidak selalu cocok untuk semua jenis barang.

Beberapa produk, seperti sayuran, produk susu, dan daging, memiliki masa simpan yang pendek, sehingga membeli banyak sekaligus justru bikin rugi.

Jika ingin mencoba strategi ini, terapkan pada barang yang tahan lama. Misalnya, perlengkapan mandi seperti sabun dan pasta gigi, atau kebutuhan pokok seperti beras dan minyak goreng, bisa dibeli dalam jumlah banyak untuk menghemat lebih banyak.

4. Belanja di Tempat Jauh Agar Mendapat Harga Lebih Murah

Di era media sosial, kita bisa dengan mudah mengetahui informasi diskon dari pusat perbelanjaan yang jaraknya puluhan kilometer. Tergiur dengan diskon besar, banyak orang rela melakukan perjalanan jauh.

Namun, sebaiknya pikirkan lagi apakah usaha menempuh jarak tersebut sebanding dengan diskon yang didapat.

Biaya perjalanan, seperti bensin, makan, atau ongkos transportasi online, tidak sedikit. Alih-alih mendapatkan keuntungan, nilai diskon yang diperoleh justru lebih kecil dibanding biaya perjalanan.

5.Beli Barang Murah

Barang-barang murah memang terlihat menghemat pengeluaran, tapi jika kualitasnya rendah, justru kamu akan mengeluarkan lebih banyak uang untuk menggantinya.

Tergoda membeli barang murah hari ini bisa membuatmu nantinya beralih membeli lebih banyak barang bermerek. Strategi membeli barang termurah sebaiknya diterapkan pada kebutuhan sehari-hari.

Untuk barang yang lebih mahal seperti sepatu, jas, atau tas kerja, sebaiknya pilih produk bermerek yang kualitasnya terjamin. Dengan begitu, barang akan lebih awet dan penggunaan jangka panjangnya lebih hemat.

6. Menunda Perawatan demi Menghemat Sekarang

Saat keuangan sedang ketat, menunda perawatan kendaraan, mengganti oli, atau memperbaiki atap rumah sering dianggap sebagai cara menghemat. Padahal, hal tersebut justru menimbulkan masalah di kemudian hari.

Biaya perbaikan yang ditunda bisa membengkak hingga beberapa kali lipat dibanding jika dilakukan lebih awal. Misalnya, kerusakan kecil pada atap yang dibiarkan bisa berkembang menjadi kebocoran besar yang merusak plafon rumah.

Para ahli keuangan menyarankan agar 2-6% dari pendapatan dialokasikan untuk perawatan rutin sebagai bentuk asuransi agar keuangan tetap stabil saat menghadapi pengeluaran mendadak yang besar.

7. Memperbaiki Barang Rusak Sendiri

Video tutorial di internet sering membuat perbaikan terlihat gampang. Banyak orang, demi menghemat, mencoba memperbaiki keran bocor, alat listrik, bahkan mobil sendiri. Sayangnya, tanpa keahlian yang memadai, hasilnya bisa berantakan dan malah menambah biaya.

Mengganti oli sendiri mungkin bisa menghemat puluhan ribu rupiah, tapi memakan waktu, mengotori pakaian, dan berisiko jika salah langkah.

Sebaiknya lakukan perbaikan sendiri hanya jika yakin dengan cara dan risikonya kecil. Untuk pekerjaan yang lebih kompleks, memanggil profesional justru lebih aman dan efisien.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 08 Nov 2025 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 14 Nov 2025