gojek
Selasa, 05 Agustus 2025 11:08 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat bahwa rata-rata warga Jakarta mengeluarkan sekitar Rp1,5 juta per bulan untuk menggunakan transportasi umum. Jumlah ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan Upah Minimum Regional (UMR) Jakarta yang sebesar Rp5,39 juta.
Artinya, sekitar 27% dari pendapatan pekerja dengan gaji UMR bisa habis hanya untuk ongkos transportasi. Lalu, bagaimana kaum muda yang bekerja di Jakarta menanggapi kondisi ini? Rachel (26), seorang konsultan PR yang bekerja di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, membenarkan bahwa biaya transportasi di ibu kota memang cukup mahal.
Apalagi beberapa transportasi seperti MRT dan LRT hanya menyentuh tujuan tengah kota saja, sehingga wajar harga dan pengeluaran dipatok tinggi. "Saya pengguna LRT yang sehari-hari untuk berangkat memerlukan biaya Rp50 ribu, itu hanya untuk transportasi umum. Jika dikali sebulan bisa Rp1 juta sendiri," katanya kepada TrenAsia.id, Senin, 4 Agustus 2025.
Rachel mengalokasikan Rp1,2 juta hingga Rp1,5 juta untuk mobilitasi sehari-hari dengan transportasi umum. Ia berharap moda transportasi di Indonesia semakin berbenah dengan mempebanyak lokasi keberangkatan, hingga memberikan diskon ke pengguna.
Dia mengaku sering kali merasa tarif yang ada kemahalan, apalagi di waktu-waktu berangkat kerja dan pulang. Hal ini yang membuatnya boncos dalam transportasi. Sementara itu, Aisyah (27) memilih TransJakarta, MRT, dan KRL sebagai teman setianya ke kantor di kawasan Palmerah, Jakarta Pusat.
Bukan karena tak mampu punya kendaraan pribadi. Menurutnya, transportasi massal Jakarta hari ini sudah jauh lebih layak, terutama bagi perempuan. Dia pun tak tergiur promo ojek daring yang menawarkan kemudahan dan promo harga.
“Wajar kalau orang pilih punya kendaraan sendiri, apalagi kalau mobilitasnya tinggi. Tapi saya lebih tenang naik transum (transportasi umum). Bisa sambil kerja, bebas stres macet, dan yang paling penting, aman,” kata Aisyah kepada TrenAsia.id.
Sebagai pekerja kreatif Jakarta, Aisyah mengaku menghabiskan sekitar Rp600 ribu per bulan untuk kebutuhan transportasi. Jumlah itu cukup efisien dibandingkan harus menyetir sendiri atau langganan ojek daring harian.
Ia mengapresiasi kebijakan yang lebih tegas dari operator transportasi umum terhadap kekerasan seksual, terutama di moda seperti KRL yang kerap padat di jam sibuk. “Transum hari ini sudah sangat memerhatikan kenyamanan perempuan. Kalau ada pelecehan atau copet, petugas cepat tanggap. Itu bikin saya merasa aman,” ujarnya.
Baca Juga: Mobil Listrik Naik, Jakarta Makin Macet: Salah Arah Subsidi?
Hal senada disampaikan Meilisda (25), seorang sekretaris yang tinggal di Bogor dan tiap hari harus pulang pergi ke Jakarta. Meski harus merogoh kocek lebih dalam sekitar Rp750 ribu per bulan, ia tetap menjatuhkan pilihan ke transportasi umum.
Menurutnya, yang membuat biaya transportasi orang Jakarta mahal karena biaya tarif ojek online alias ojol yang tinggi. Sehingga dia memilih menggunakan Transjakarta. “Kalau dihitung, memang mahal. Tapi lebih efisien. Saya nggak capek, nggak stres nyetir di macet. Dan ya saya juga merasa ikut berkontribusi ngurangin kemacetan,” ujar Meilisda.
Namun mereka masih menyoroti sejumlah hal yang perlu diperbaiki dari transportasi umum. Fasilitas halte yang kurang layak, keterpaduan antarmoda yang belum sempurna, serta tarif yang kadang tidak ramah kantong bagi masyarakat pinggiran, menjadi catatan penting. “Halte-halte kecil itu lho. Kalau hujan, bisa basah kuyup. Kasihan ibu-ibu atau anak sekolah yang harus tunggu lama,” kata Aisyah.
Di tengah naiknya harga kendaraan dan subsidi pemerintah untuk mobil listrik, pilihan Aisyah dan Meilisda menunjukkan bahwa generasi muda urban tetap melihat nilai strategis dari transportasi umum.
Bukan sekadar alat mobilitas, tetapi juga ruang aman, efisien, dan ramah lingkungan. “Kalau mau jadi negara maju, ya mulai dari transportasi yang layak dan terjangkau buat semua. Bukan cuma bangun jalan tol atau promosi mobil murah,” ujar Aisyah.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Debrinata Rizky pada 05 Aug 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 05 Agt 2025
Bagikan
gojek
2 bulan yang lalu