Gibran
Kamis, 23 Oktober 2025 15:48 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi
JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina melalui anak usahanya, PT Gagas Energi Indonesia (PGN Gagas), terus memperkuat ekosistem Compressed Natural Gas (CNG) di Indonesia. Selama hampir 13 tahun, PGN Gagas konsisten mengembangkan pemanfaatan CNG yang memiliki kadar karbon lebih rendah, efisien, dan ekonomis, sekaligus berperan dalam menekan impor liquefied petroleum gas (LPG).
Langkah ini sejalan dengan pandangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang menilai CNG memiliki potensi besar sebagai energi alternatif domestik. Dalam acara HIPMI-Danantara Business Forum 2025 di Jakarta, Senin, 20 Oktober 2025, Bahlil menekankan pentingnya memperluas pemanfaatan gas dalam negeri mengingat kebutuhan LPG yang masih tinggi dan sebagian besar dipenuhi dari impor karena keterbatasan pasokan bahan baku Propana (C3) dan Butana (C4).
Direktur Utama PGN Gagas, Santiaji Gunawan, menjelaskan bahwa CNG yang merupakan gas bumi hasil proses kompresi memiliki keunggulan dari sisi penyimpanan dan distribusi, serta telah dimanfaatkan oleh berbagai sektor seperti industri, komersial, UMKM, dan transportasi.
“Kami mendukung penuh langkah Pemerintah dalam mengembangkan beragam produk gas domestik untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Selain CNG, kami juga mengupayakan pemanfaatan Liquefied Natural Gas (LNG) agar jangkauan penggunaan gas bumi semakin luas,” ujar Santiaji.
Salah satu pengguna baru CNG adalah PT Dharma Polimetal Tbk (Dharma Group), yang melakukan konversi energi pada Selasa, 21 Oktober 2025. Menurut Business Unit Head Dharma Group, Tony Herdian, peralihan ini memberikan manfaat nyata.
“Sejak menggunakan CNG, kami merasakan efisiensi biaya operasional serta kontinuitas produksi yang lebih baik. Dengan kebutuhan gas bumi sekitar 60.000–72.000 m³ per bulan, CNG menjadi pilihan energi yang stabil dan berkelanjutan,” ungkap Tony.
PGN Gagas juga terus memperluas infrastruktur gas bumi. Pada Agustus 2025, perusahaan melakukan groundbreaking LNG Hub di Bandung dengan kapasitas produksi 0,5 MMSCFD. Sementara pada September 2025, pembangunan Mother Station (MS) CNG Medan berkapasitas 1 MMSCFD dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gas sektor industri, komersial, dan UMKM di Sumatera Utara dengan potensi pemanfaatan hingga 4,48 BBTUD.
Selain untuk industri, CNG juga dimanfaatkan dalam proyek strategis Pemerintah seperti penyediaan energi bagi dapur layanan Makan Bergizi Gratis di Batam, Bogor, dan Boyolali. PGN Gagas turut menyediakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan Mobile Refueling Unit (MRU) bagi transportasi umum seperti bus kota (BRT), bajaj, dan taksi. Saat ini, PGN Gagas mengoperasikan 11 SPBG di 7 provinsi, dengan rata-rata pengisian sekitar 2.200 kendaraan per hari.
————
Disclaimer: Siaran pers ini memuat informasi yang bersifat prospektif berdasarkan data terkini dan ekspektasi Perusahaan, yang mengandung sejumlah risiko, ketidakpastian, dan asumsi. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hasil aktual berbeda secara material antara lain kondisi industri, fluktuasi harga minyak mentah dan gas, kemampuan Perusahaan dalam memperoleh serta mengeksekusi proyek baru, dan dinamika persaingan. Apabila satu atau lebih risiko atau ketidakpastian tersebut terjadi, atau jika asumsi yang mendasari tidak terealisasi, maka hasil yang dicapai dapat berbeda secara material dari yang dinyatakan atau diantisipasi.
Bagikan
Gibran
3 hari yang lalu
PGN
6 hari yang lalu
jawa barat
7 hari yang lalu