Sabtu, 10 Oktober 2020 16:37 WIB
Penulis:donalbaba
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, ekspor sebagai salah satu pintu pemulihan dan kebangkitan ekonomi sudah terbuka lagi. Dia menambahkan, hari ini ekspor 16 ton (ke Australia) dari total sekitar 160 ton dari satu perusahaan dan ada ratusan ton lainnya dari perusahaan lain bekerja sama dengan koperasi petani kopi.
“Mudah-mudahah kebutuhan kopi dunia ini makin tercitrakan datang dari Jawa Barat dan kalau Australia bisa membeli kopi kita (Jabar), artinya negara-negara lain juga bisa melakukan hal yang sama,” tambahnya.
Kopi senilai senilai Rp1,3 miliar tersebut didapatkan dari kelompok tani binaan di Kabupaten Bandung CV Frinsa Agrolestari.
Menurut Emil, selain kualitas biji kopi, pihaknya berkomitmen untuk terus memperkuat kualitas pemasaran produk kopi asal Jabar ke mancanegara bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia (RI).
“Saya ingin berkolaborasi membuat video-video promosi ekspor, tapi juga di dalam kualitasnya kita bisa melakukan perbaikan dari mulai teknologi-teknologinya. Karena proses kopi ini mulai dari bibit, menanam, merawat, mengambil, kemudian prosesnya (untuk menjadi) green bean (biji kopi), roasting, sampai akhirnya disajikan itu prosesnya panjang,” katanya.
Sementara itu, Direktur CV Frinsa Agrolestari Wildan Mustofa mengatakan, mayoritas kopi yang dikirim oleh pihaknya ditanam di lahan-lahan milik Perhutani sebagai bagian dari konservasi alam. Dia menambahkan, ada dua produk kopi yang diekspor. Pertama, kopi jenis specialty coffee dari para petani milenial. Kedua, kopi puntang dengan high commercial dari para petani senior.
Lebih lanjut, Wildan mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan 11 kontainer yang akan dikirim ke beberapa negara lain. sebanyak lima kontainer ke Amerika Serikat, dua kontainer ke Belgia, satu kontainer ke Australia, satu kontainer ke Rusia, dan dua kontainer ke China.
Kopi Java Preanger sendiri merupakan gabungan dari berbagai jenis biji kopi yang ditanam di atas ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Jabar, antara lain Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang, dan Garut. Jenis kopi ini kemudian dipasarkan dengan nama kopi arabika Java Preanger sesuai dengan indikasi geografis yang diperoleh pada 2013.
Jeni kopi ini sangat disukai khususnya oleh pasar Eropa dan Amerika Serikat karena memiliki aroma khas dan cita rasa yang unik dan mampu memanjakan penikmat kopi dengan kesan mild-nya.
Bagikan