Fenomena Barang Branded: Gengsi atau Kebutuhan?
JAKARTA - Tidak dapat dipungkiri, barang-barang mewah terkadang memiliki desain yang menarik. Tidak hanya itu, prestige yang didapatkan saat bisa memakainya tentu membuat banyak orang rela merogoh kocek yang cukup dalam agar mampu membelinya.
Padahal, barang mewah sebetulnya adalah produk yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk mendukung kebutuhan sehari-hari. Contohnya, pakaian dari desainer terkenal, tas dan koper bermerek, perhiasan dan jam tangan mahal, mobil mewah, dan sebagainya.
Di balik harganya yang luar biasa fantastis bagi orang-orang biasa, barang mewah bermerek tetap bisa ‘menyihir’ banyak orang untuk membelinya. Lalu, apa alasannya di balik tindakan tersebut? Simak penjelasan berikut ini.
- BRI Turut Sukseskan Purwokerto Half Marathon 2025, Angkat Potensi Wisata dan UMKM
- Tak Hanya Taylor Swift, Ini 7 Artis Papan Atas yang Ubah Investasi Properti jadi Ladang Emas
- 10 Pekerjaan di Bidang AI yang Diminati Tahun 2025, Hasilkan Gaji Miliaran Rupiah!
Apa Itu Barang Mewah dan Mengapa Banyak Orang Terobsesi Membelinya?
1. Tidak Selalu Rasional
Seperti yang dilansir dari Investopedia, konsumen tidak selalu bertindak rasional. Berdasarkan riset psikologi perilaku, banyak orang yang membeli barang mewah padahal kondisi keuangannya tidak mendukung.
Misalnya, total utang kartu kredit di Amerika Serikat mencapai $1,21 triliun pada Desember 2024. Padahal, tas tangan berkualitas baik bisa dibeli dengan harga sekitar $100, tapi banyak yang memilih membeli tas bermerek seharga ribuan dolar padahal fungsinya sama.
2. Orang-orang Percaya Barang yang Dibanderol Harga Mahal Memiliki Kualitas Tinggi
Banyak orang cenderung melihat harga tinggi sebagai tanda kualitas yang lebih baik, walaupun tidak selalu benar. Branding dan pemasaran yang cerdas bisa memengaruhi persepsi ini.
Misalnya, banyak orang rela antre semalaman demi produk baru Apple seperti iPhone atau Mac, padahal ada produk dari Samsung atau Xiaomi yang teknologinya lebih unggul dan harganya lebih murah.
3. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Alasan lainnya adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri. Bagi sebagian orang, memakai barang mewah, seperti sepatu basket mahal atau kaus polo branded bisa memberikan rasa bangga, status sosial, dan perasaan "masuk ke dalam lingkaran".
Belanja online juga mempermudah segalanya. Sekarang, Anda bisa membeli syal seharga Rp8 juta hanya dengan beberapa klik, bahkan mencicilnya lewat fitur “beli sekarang, bayar nanti” atau PayLater.
Banyak orang juga membeli barang mewah sebagai hadiah untuk diri sendiri setelah bekerja keras. Jadi, meskipun tidak mampu sepenuhnya, mereka tetap merasa pantas memilikinya.
4. Perasaan Ingin Mendapatkan Barang Asli
Sebagian orang rela tidak membeli barang palsu karena tahu bahwa meskipun bentuknya sama, perasaannya berbeda. Contohnya, walaupun jam tangan palsu terlihat identik dengan Rolex asli, si pemilik tahu bahwa itu bukan barang sungguhan.
Penelitian dari Yale menunjukkan bahwa bahkan sejak kecil, manusia sudah punya rasa "keaslian" terhadap barang tertentu. Anak-anak dalam eksperimen bahkan menolak mainan yang di-"kloning" karena merasa tidak sama seperti yang asli.
Orang membeli barang mahal bukan cuma karena kebutuhan, tapi karena perasaan yang ditimbulkan, seperti rasa percaya diri, pengakuan, atau penghargaan untuk diri sendiri.
- YTI Racing Team Kuasai Lintasan Panderman
- Rekomendasi Hotel dan Penginapan untuk Lakukan Digital Detox
- Strategi BRI Jaga Kualitas Aset di Tengah Gejolak Ekonomi Global
Itu tadi beberapa alasan mengapa banyak orang ingin membeli dan memiliki barang mewah bermerek.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 19 Mei 2025