3 Pilihan Tanaman Hias yang Dapat Menyerap Polusi Udara
JAKARTA - Polusi udara bukanlah hal yang dapat disepelekan. Hal ini karena pencemaran akibat polusi udara dapat berdampak buruk terhadap kesehatan, seperti menimbulkan gangguan saluran pernapasan, penyakit jantung, gangguan reproduksi, hipertensi, dan kanker berbagai organ tubuh.
Namun, terdapat berbagai cara untuk mengurangi polusi udara, salah satunya dengan penghijauan. Berikut ulasan soal tanaman yang dapat menyerap polusi udara. Sejumlah tanaman ini juga mudah didapatkan di toko tanaman terdekat.
- Ternyata Ini Alasan Mengapa Kita Tidak Bisa Mengingat Kenangan Masa Kecil
- Cara Gunakan Metode 5S ala Orang Jepang Agar Kerja Lebih Efisien
- KAI dan KAI Commuter Resmi Perbarui Kerja Sama dengan Perusahaan Asal Jepang
Rekomendasi Tanaman Hias yang Dapat Atasi Polusi Udara
1. Sri Rejeki (Aglaonema modestum)
Tanaman Sri Rejeki merupakan tanaman hias yang keberadaannya mudah untuk ditemui. Sri Rejeki memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menyaring racun pada udara seperti seperti benzena dan formaldehida seperti dikutip dari laman Pustaka Setjen Pertanian, Rabu 27 September 2023.
Pembibitan dan pengembangbiakan tanaman ini juga cukup mudah. Pasalnya Sri Rejeki dapat dibibitkan melalui cara pemotongan tanaman induk, setek batang, dan cangkok. Media tanamnya pun juga mudah ditemui seperti tanah kebun, tanah humus, dan pasir.
2. Puring (Codiaeum variegatum)
Tanaman hias selanjutnya yang mampu menyerap polusi udara ialah Puring. Meskipun sebagai tanaman hias, Puring mampu untuk menyerap gas beracun dengan berbagai kapasitas rendah hingga sedang. Daunnya merupakan yang terbaik dalam menyerap unsur timbal yang dihasilkan dari asap kendaraan bermotor.
Sama seperti halnya Sri Rejeki, Puring juga mudah dikembangbiakkan. Tanaman ini dapat diperbanyak dengan melalui cara pemotongan tanaman induk, setek batang, dan cangkok. Media tanamnya pun juga mudah ditemui seperti tanah kebun, tanah humus, dan pasir.
3. Lili
Selanjutnya tanaman hias yang mampu mengurangi polusi yaitu Lili. Tanaman ini mampu untuk mengurangi racun penyebab kanker pada udara. Lili mampu mendekomposisi benzena, formaldehida, trikloroetilen, dan aseton juga alkohol di udara serta menyerap polutan di udara.
Berbeda dengan kedua tanaman yang telah disebutkan, Lili berkembang biak secara vegetatif sehingga budidayanya dilakukan dengan pemisahan anakan tanaman tersebut.
- 5 Bisnis Kaesang yang Gulung Tikar, Ada Goola hingga Madhang
- Komitmen Perubahan Iklim, Penggemar K Pop Minta Dior Cs Hentikan K-Washing
- Australia Bantu Tonga Keluar dari Utang China
Tanaman Keras
Setelah membahas beberapa tanaman hias yang mampu menyerap polusi udara khususnya di dalam ruangan atau indoor, selanjutnya yaitu tanaman keras atau berkayu yang dapat menyerap polusi udara. Umumnya tananam ini merupakan tanaman besar yang berada di luar ruangan.
Terdapat empat pohon besar yang dapat mengurangi kadar karbondioksida (CO2) yaitu Pohon Angsana, Pohon Mangga, Pohon Tanjung, dan Pohon Mahoni seperti dikutip dari laman Institut Teknologi Sepuluh November, Rabu 27 September 2023. Dijelaskan bahwa Pohon Angsana mampu mereduksi emisi gas buang hingga 70% dan sisanya 30% direduksi oleh tanaman perdu.
Dalam buku berjudul Petunjuk Teknis Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara yang ditulis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2015 diketahui juga bahwa trembesi merupakan pohon dengan kapasitas daya serap Karbonmonoksida atau CO paling banyak. Tanaman tersebut mampu menyerap 28.448,39Kg/Pohon/tahun.
- WHO Menetapkan Kesepian Sebagai Prioritas Kesehatan Global
- Simak Cara Kerja Nyamuk Wolbachia dalam Pengendalian Demam Berdarah
- Spotify Wrapped 2023 Sudah Bisa Diakses? Begini Caranya
Tidak hanya trembesi di dalam buku tersebut juga disebutkan tanaman yang dapat mengurangi debu pada udara dan mereduksi polutan. Urutan paling atas terdapat pohon Asam Keranji dengan kemampuan 76,3 gram/meter kubik. Kemudian berturut turut di bawahnya terdapat jenis pohon sonokeling, sengon, mindi, jambu air, dan lain sebagainya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Khafidz Abdulah Budianto pada 29 Sep 2023
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 29 Nov 2023