7 Langkah Mengamankan Diri Setelah Data Pribadi Bocor
JAKARTA – Baru-baru ini terjadi gangguan pada server Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjadi perhatian publik. Insiden di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 menunjukkan, ancaman kebocoran data dan peretasan masih sangat tinggi di negara open source.
Data pribadi yang sudah bocor akan rentan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti rekening terancam dibobol hingga digunakan untuk pinjol.
Lantas, apa yang harus dilakukan saat data pribadi Anda bocor?
- 11 Tips Mengelola Keuangan Selama Tinggal di Luar Negeri
- Cara Praktis Menghindari Overtrading di Aset Kripto
- Aset Keuangan untuk Pemula: Mana yang Paling Menguntungkan?
Hal yang Harus Dilakukan Saat Data Pribadi Bocor
Berikut beberapa hal yang harus dilakukan saat data pribadi Anda bocor:
1. Ganti Password Berkala
Untuk mengurangi risiko data yang dapat diretas oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dan agar melindungi diri dari serangan siber, penting bagi masyarakat untuk secara teratur mengubah kata sandi di berbagai akun, seperti email, mobile banking, media sosial, aplikasi layanan, dan PIN ATM.
Pastikan kata sandi menggabungkan angka, huruf besar, dan karakter khusus untuk meningkatkan keamanan. Hindari menggunakan informasi pribadi seperti tanggal atau tempat lahir sebagai kata sandi.
2. Autentikasi Dua Faktor
Pentingnya menggunakan autentikasi dua faktor untuk akun-akun penting seperti WhatsApp, Telegram, email, media sosial, dan akun lainnya. Hal ini berguna untuk meningkatkan keamanan dengan membuat pelaku lebih sulit untuk mengambil alih akun Anda, dan mewaspadai kemungkinan adanya peretasan berlanjut dari seorang hacker.
Autentikasi dua faktor dikenal efektif dalam mengamankan data digital karena melibatkan beberapa langkah verifikasi sebelum akses dilakukan.
3. Jaga Data dari Orang Lain
Selain mengubah password secara berkala, hindari membuka tautan yang mencurigakan dalam email, SMS, atau media lainnya karena tautan tersebut bisa berupa phishing atau bentuk penipuan lainnya.
Penting juga untuk menghindari menggunakan jaringan Wi-Fi publik untuk menjaga keamanan data pribadi. Pastikan untuk tidak membagikan informasi pribadi seperti email atau password kepada orang lain.
4. Jangan Gunakan PIN yang Sama
Hindarilah menggunakan PIN yang pernah bocor atau informasi pribadi yang mudah ditebak seperti tanggal lahir, terutama karena informasi tersebut sering terpapar di media sosial.
5. Waspada Serangan Selanjutnya
Harus tetap waspada terhadap serangan lanjutan dari para peretas setelah mengganti PIN atau menggunakan autentikasi dua faktor. Misalnya, Anda mungkin menerima pesan teks atau panggilan yang meminta kode OTP dan informasi pribadi lainnya.
6. Amankan Akun
Jika Anda menerima notifikasi terkait percobaan log in pada aplikasi yang tidak sedang Anda gunakan, segera lindungi akun Anda. Hal ini bisa menandakan adanya aktivitas kejahatan siber yang sedang berlangsung.
7. Lapor Pihak Berwajib
Jika setelah melakukan langkah-langkah tersebut, namun Anda masih mengalami penyalahgunaan akun karena kebocoran data pribadi, sangat penting untuk segera melaporkan ke pihak berwajib.
- Ini Dia 5 Keuntungan dan Kerugian Investasi di Saham IPO
- Daftar Kontroversi Kominfo dari Masa ke Masa
- Tak Hanya Indonesia, 2 Negara Ini Pernah Diberi Akses Gratis dari Hacker
Pihak berwajib akan melakukan penyelidikan lebih lanjut, dan jika ada indikasi kejahatan siber, pelaku dapat ditindak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Itu dia beberapa hal yang perlu dilakukan saat data pribadi Anda bocor.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 06 Jul 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 11 Jul 2024