Benarkah AI Bikin Perusahaan Jadi Lebih Melek Data? Ini Kata Peneliti Harvard
JAKARTA - Pada tahun 2023, penggunaan teknologi AI generatif tampaknya semakin menarik perhatian dunia teknologi. Meski demikian, dampaknya terhadap kinerja perusahaan belum sepenuhnya jelas.
Hasil survei terbaru menunjukkan bahwa AI generatif memiliki pengaruh besar pada budaya perusahaan, khususnya dalam pembentukan budaya data dan analitik internal. Eksperimen dengan AI generatif dianggap berperan penting dalam perubahan ini.
Dikutip dari laman Harvard Business Review, dalam survei 12 tahun terakhir yang dilakukan oleh Randy Bean, pemimpin data dan teknologi di perusahaan-perusahaan besar melaporkan sedikit peningkatan atau bahkan penurunan dalam pembentukan budaya data dan analitik.
Namun, survei terbaru dari Wavestone menunjukkan perubahan signifikan. Persentase organisasi yang menyatakan telah "membentuk budaya data dan analitik" meningkat dari 21% menjadi 43%, sementara yang menyatakan telah "menciptakan organisasi berbasis data" melonjak dari 24% menjadi 48%. Peningkatan ini jauh lebih besar dari survei sebelumnya.
- Kebiasaan yang Membuat Anda Kehabisan Uang di Akhir Bulan Tanpa Sadar
- Strategi Efektif Menghemat Biaya dalam Merawat Kucing atau Hewan Peliharaan di Rumah
- Gen Z Berpikir Cara Menjadi Kaya Adalah Menjadi Entrepreneur
Para pemimpin data cenderung fokus pada investasi ofensif, terutama dalam pertumbuhan dan inovasi, mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk data dan analitik. Mekanisme perubahan budaya ini melibatkan eksperimen luas dengan AI generatif, yang masih dalam tahap eksperimental oleh 60% perusahaan yang disurvei.
Manfaat utama yang diharapkan adalah "peningkatan produktivitas pribadi secara eksponensial," dengan 49% merespons demikian.
AI generatif, yang dianggap teknologi paling transformatif dalam satu generasi, dianggap memicu perubahan budaya ini.
Sebanyak 63% pemimpin data meyakini perlunya batasan dan perlindungan dalam penggunaan AI generatif, dan sebagian besar menyatakan bahwa batasan tersebut sudah ada. Eksposur media yang tinggi juga mempengaruhi persepsi positif terhadap AI generatif.
Meskipun demikian, Bean dan Thomas H. Davenport yang menulis review ini mengatakan perusahaan perlu berhati-hati. Karena antusiasme yang besar pada media dapat menghasilkan siklus kegilaan dan dampak yang tidak berkelanjutan.
“Dalam menjalankan AI generatif, perusahaan perlu terus melakukan eksperimen pada tingkat individu dan organisasi, menciptakan sistem non-publik, dan memasukkan teknologi ini ke dalam implementasi produksi,” pendapat mereka.
Pendidikan tentang AI generatif juga sangat penting, terutama bagi eksekutif dan dewan direksi yang mungkin tidak sepenuhnya memahami teknologi ini.
Pemimpin harus melihat potensi AI generatif bukan hanya untuk meningkatkan proses yang sudah ada, tetapi juga untuk mengubah strategi, model bisnis, dan tingkat produktivitas.
Pada akhirnya bagaimanapun juga Bean dan Davenport berpendapat bahwa transformasi budaya yang berkelanjutan dapat dicapai melalui pemikiran strategis, eksperimen terarah, dan penerapan hasil yang paling menjanjikan ke dalam produksi.
- Aturan Penggunaan Kontak Darurat untuk Pinjol dari OJK
- Ternyata OKB Kurang Peka Terhadap Penderitaan Orang Miskin, Ini Penjelasannya
- Inilah Pro dan Kontra Bekerja dengan Anggota Keluarga
Jika pekerjaan ini dilakukan, AI generatif memiliki potensi untuk terus membawa transformasi dramatis dalam budaya berorientasi data di organisasi.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 18 Jan 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 18 Jan 2024