Bukan Cuma Angka! Ini 4 Hal Unik yang Bisa Tunjukkan Kondisi Ekonomi
JAKARTA - Tidak dapat dipungkiri, ada banyak indikator ekonomi yang dirilis setiap harinya. Laporan mingguan, bulanan, setiap kuartal, dan tahunan ini memang jelas berguna untuk membantu para analis memetakan kondisi dan proyeksi arah ekonomi suatu negara.
Bagi sebagian orang, angka-angka tersebut mungkin hanya berarti angka. Tidak dapat dipungkiri, mungkin tidak banyak orang yang memahami akan hal tersebut.
Tidak mengherankan jika akhirnya Men’s Underwear Index (MUI) dicetuskan oleh Alan Greenspan, mantan ketua The Fed. Men’s Underwear Index ini diketahui memiliki kemampuan untuk memprediksi kondisi ekonomi dari tren pembelian pakaian dalam pria.
Baca Juga: Ketahui Apa Itu Men's Underwear Index yang Jadi Indikator Kondisi Ekonomi
Teori dari Men’s Underwear Index ini adalah ketika ekonomi menurun, penjualan pakaian dalam pria juga ikut turun karena konsumen memiliki pendapatan yang lebih sedikit untuk dibelanjakan pada celana boxer bermotif tertentu atau celana dalam yang nyaman untuk digunakan.
Bagi banyak orang, indikator seperti penjualan pakaian dalam ini akan terasa lebih relevan dan mudah dipahami. Namun ternyata, masih ada indikator ekonomi unik dan tidak biasa yang perlu Anda ketahui. Berikut penjelasannya.
Indikator Ekonomi Unik dan Tidak Biasa
Indeks Lipstik (The Lipstick Index)
Seperti yang dilansir dari US News, teori ini dipopulerkan oleh Leonard Lauder dari Estée Lauder, yang menyebut bahwa penjualan lipstik meningkat selama masa krisis ekonomi. Hal ini karena saat orang tak mampu membeli barang mahal, mereka beralih ke "kemewahan kecil" seperti kosmetik atau lipstik.
Indeks Panjang Rok (The Hemline Index)
Dikembangkan oleh ekonom George Taylor di tahun 1920-an, teori ini menyebut bahwa panjang rok wanita mencerminkan kondisi ekonomi. Ketika ekonomi sedang tumbuh, rok cenderung lebih pendek, sedangkan saat resesi, rok jadi lebih panjang. Meski begitu, teori ini kontroversial dan tidak selalu konsisten secara data.
Indeks Penjualan Pizza dan Bir atau Fast Food
Menurut beberapa analis, saat ekonomi melemah, orang cenderung lebih banyak memesan makanan murah seperti pizza dan membeli bir untuk dikonsumsi di rumah daripada makan malam mahal di restoran. Jadi, jika penjualan pizza atau fast food naik, bisa jadi ekonomi sedang melambat.
Indeks Rambut Panjang
Ini lebih ke pengamatan sosial: semakin banyak wanita memanjangkan rambut dan jarang potong rambut, bisa jadi mereka sedang berhemat karena pemangkasan anggaran gaya hidup. Salon dan layanan kecantikan bisa menjadi salah satu sektor yang pertama terkena dampak saat ekonomi goyah. Selain itu, ketika terjadi ekonomi sulit, orang-orang akan lebih fokus untuk belanja barang pokok dan mengesampingkan soal estetika tubuh yang memuat salon jadi sepi.
- Menguak Sosok Vico Lomar, Co-Founder dan CEO Fore Coffee
- 8 Rekomendasi Destinasi Wisata Alam di Karanganyar, Tak Hanya Grojogan Sewu
- Menguak Pendanaan MBG yang Dinilai Kacau, Mitra Dapur Rugi Miliaran
Itu tadi beberapa indikator ekonomi unik dan tidak biasa yang perlu Anda ketahui.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 24 Apr 2025