Cara Aman Menjadi Lender di Fintech P2P Lending agar Tidak Rugi

Redaksi Daerah - Rabu, 21 Agustus 2024 10:43 WIB
Panduan Aman Jadi Lender di Fintech P2P Lending agar Terhindar dari Kerugian (Freepik.com/bangunstock_productions)

JAKARTA - Lender, atau pihak yang menjadi pemberi pinjaman, adalah pihak yang memberikan dana dalam ekosistem P2P lending. Seperti yang Anda ketahui, memberi pinjaman tentu memiliki risiko tersendiri. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali cara meraih keuntungan saat menjadi lender untuk menghindari kerugian tersebut.

Kemajuan teknologi digital yang pesat telah melahirkan berbagai jenis bisnis baru, salah satunya adalah fintech lender.

Fintech lender adalah individu atau entitas yang memberikan pinjaman secara online melalui platform digital. Istilah ini sering ditemukan dalam bisnis peer-to-peer (P2P) lending.

Jika Anda tertarik untuk menjadi lender, ada baiknya memahami lebih dulu konsep dasar lender serta strategi sukses dalam berinvestasi di bidang ini.

Apa Itu Lender?

Secara umum, lender adalah seseorang atau badan hukum yang menyalurkan dana untuk dipinjamkan melalui platform fintech lending.

Untuk menjadi lender, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, seperti memiliki dana yang cukup sesuai dengan kebutuhan platform, memiliki pekerjaan tetap, berpenghasilan stabil, berusia minimal 21 tahun, serta memiliki NPWP.

Selain memenuhi persyaratan, lender juga perlu memahami sistem kerja fintech lending dan peran mereka dalam bisnis ini. Lender dapat memilih perusahaan atau UKM yang ingin didanai untuk membantu pengembangan usaha mereka.

Dalam memilih borrower, lender dapat melihat data finansial calon peminjam, tujuan pinjaman, jaminan, dan berbagai informasi lainnya.

Setelah menentukan borrower, lender bisa melanjutkan dengan pendanaan melalui platform fintech sesuai dengan jumlah yang diinginkan.

Kemudian, borrower yang telah dipilih akan mengangsur dana yang dipinjam setiap bulan, dan lender akan menerima pengembalian pokok pinjaman beserta bunga.

Namun, perlu diingat bahwa menjadi lender tidak bebas risiko. Ada beberapa risiko yang mungkin dihadapi, seperti imbal hasil yang tidak sesuai harapan, keterlambatan pembayaran, hingga potensi penggelapan dana oleh fintech lending ilegal.

Meskipun demikian, investasi sebagai lender bisa menjadi pilihan yang menarik karena menawarkan imbal hasil yang cukup menggiurkan dan mudah diprediksi.

Baca Juga: Menilik Perlindungan Hukum bagi Platform Fintech P2P Lending dalam Kasus Gagal Bayar kepada Lender

Keuntungan Menjadi Lender

Selain risiko, menjadi lender juga memberikan berbagai keuntungan yang dapat dinikmati. Berikut adalah beberapa manfaat menjadi lender di fintech P2P lending:

  1. Proses Dilakukan Secara Online Dengan kemajuan teknologi, semua tahapan untuk menjadi lender kini dapat dilakukan secara online. Anda hanya memerlukan perangkat yang terhubung ke internet untuk melakukan pendaftaran, pengisian data, hingga mengunggah dokumen yang diperlukan. Platform fintech biasanya juga menyediakan fitur khusus untuk membantu Anda memilih borrower yang tepat serta menghitung risiko dan keuntungan investasi Anda.
  2. Investasi dengan Modal Kecil Salah satu kelebihan menjadi lender adalah Anda dapat mulai berinvestasi dengan modal yang relatif kecil. Berbeda dengan investasi konvensional, fintechlending memungkinkan Anda menanamkan modal mulai dari Rp100.000 saja. Ini memberikan kesempatan bagi siapa saja yang memenuhi syarat untuk menjadi lender dan mendapatkan keuntungan dari dana yang diinvestasikan.
  3. Bunga yang Kompetitif Imbal hasil dari investasi di fintech P2P lending umumnya berupa bunga yang kompetitif, yakni sekitar 6–7% per tahun. Bunga ini akan diterima lender setiap bulan secara otomatis dan dikirimkan langsung ke akun virtual lender sesuai dengan tenor yang dipilih.

Tips Sukses Menjadi Lender

Setiap bentuk investasi tentu memiliki risiko, demikian juga dengan fintech lending. Agar risiko tersebut dapat diminimalkan, berikut beberapa tips sukses yang bisa diterapkan oleh lender:

  1. Pilih Platform Fintech yang Terdaftar dan Diawasi OJK Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa platform fintech yang Anda pilih memiliki izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Anda bisa mengecek legalitas platform tersebut melalui situs resmi OJK. Memilih platform yang legal sangat penting untuk menghindari risiko kerugian yang tidak diinginkan.
  2. Pilih Platform dengan Fitur Proteksi Dana Memilih platform fintech yang menyediakan fitur proteksi dana adalah langkah bijak untuk melindungi investasi Anda. Fitur ini sangat berguna terutama jika borrower gagal membayar pinjaman. Dengan adanya proteksi, risiko kerugian dapat diminimalkan.
  3. Teliti dalam Memilih Borrower Meskipun menjadi lender memiliki risiko, Anda bisa menguranginya dengan teliti dalam memilih borrower. Pastikan Anda memeriksa kesehatan finansial calon borrower, termasuk riwayat keuangan dan tujuan penggunaan dana. Data-data ini bisa menjadi acuan dalam menentukan apakah borrower tersebut layak menerima pinjaman dari Anda.

Demikian pembahasan mengenai lender, keuntungan menjadi lender, serta tips suksesnya. Seperti halnya investasi lainnya, menjadi lender di fintech P2P lending bisa memberikan keuntungan yang signifikan, namun tetap ada risiko yang harus diwaspadai.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 19 Aug 2024

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 21 Agt 2024

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS