Cerita Menarik Hadirnya Pameran Le Corbusier di Selasar Pav

Admins - Kamis, 03 November 2022 09:45 WIB
Selasar Pav, area yang berada di luar Selasar Sunaryo, yang rencananya berfokus pada pameran seni terapan. (Foto: Giffari Akbar)

jabarjuara.co, Bandung – Awal bulan November ini menjadi hari-hari terakhir diselenggarkannya Pameran Le Corbusier di Selasar Pav, sebuah galeri seni di Bandung yang baru saja dibuka untuk umum. Lantas, apa bedanya dengan Selasar Sunaryo yang selama ini kita kenal?

Tentunya brand “Selasar” sangat identik dengan Selasar Sunaryo sehingga ketika ada nama baru yakni Selasar Pav secara otomatis banyak orang akan mengira bahwa Selasar Pav adalah bagian dari Selasar Sunaryo. Bukan hal yang salah, tapi juga bukan hal yang tepat, karena Selasar Pav berlokasi tidak di dalam area Selasar Sunaryo, melainkan di area yang justru lebih dekat dengan Wot Batu, galeri seni Selasar Sunaryo lainnya di area Bukit Pakar Timur Dago.

Selasar Pav hadir bukan hanya sebagai “ruang paviliun” saja, tapi juga sebagai lokasi baru bagi pameran dengan segmen yang berbeda dengan Selasar Sunaryo. Selasar Pav sendiri rencananya akan difokuskan sebagai plaftorm untuk memamerkan hasil karya seni terapan seperti arsitektur, desain, dan kriya.

Siapa sangka sejarah hadirnya Selasar Pav ini salah satunya dipengaruhi oleh pameran yang sedang mereka gelar, yakni Le Corbusier. Awalnya pameran maket arsitektur ini telah digelar beberapa kali di Singapura dan Kuala Lumpur, lalu berencana masuk Indonesia, melalui Nenun Ruang pada awal Oktober.

Di luar ekspektasi, rupanya galeri di Selasar Sunaryo sudah penuh sehingga pameran ini terancam tidak bisa tampil di galerinya Pak Sunaryo. Namun, rupanya Pak Sunaryo tidak ingin kehilangan momentum ini, ingin sekali ada pameran tersebut. Sebab, sosok Le Corbusier di mata Pak Sunaryo adalah sosok yang sangat istimewa karena banyak sekali hubungannya dengan pematung atau seni rupa secara menyeluruh.

Akhirnya Pak Sunaryo mengusahakan hal tersebut meski galeri sedang penuh. Alih-alih mengatur jadwal, justru Pak Sunaryo membangun “tenda” alias Selasar Pav demi mewujudkan pameran tersebut. Meskipun “hanya” berstatus sebagai paviliun, nyatanya Selasar Pav menjadi area galeri seni yang justru terlihat “niat banget”, kekinian, dan sangat estetis.

Memang beda ya hasil karya dari sentuhan seniman.

Editor: Admins
Bagikan

RELATED NEWS