Ini Perbedaan Garam Dapur, Garam Laut dan Garam Pink
jabarjuara.co, Bandung-Garam menjadi salah satu kunci setiap masakan. Tapi apakah Anda tahu ada tiga jenis garam yang bisa digunakan?
Ketiganya adalah garam dapur, garam laut, dan garam merah muda. Meski sama-sama asin, namun proses dan kandungannya berbeda. Seperti dikutip dari laman Klik Dokter.com, berikut ini.
Yang paling umum dan mudah dicari bahkan sampai di warung kelontong dekat rumah adalah garam dapur. Garam yang satu ini, biasanya telah melalui proses yang cukup panjang, sehingga teksturnya lebih halus dan warnanya lebih putih. Namun, akibat pemrosesan tersebut, kandungan mineral yang terdapat di dalamnya bisa menjadi lebih sedikit. Selain itu, beberapa produsen garam dapur umumnya juga ditambahkan zat untuk mencegah butiran garam saling menggumpal.
Garam dapur mengandung setidaknya 97 persen natrium klorida. Selain itu, garam dapur di Indonesia juga diperkaya dengan yodium sebagai bagian dari program pemerintah untuk mencegah penyakit gondongan atau hipotiroid (kekurangan hormon tiroid).
Lalu apa bedanya dengan garam laut atau sea salt? Sebagian besar komponen garam laut terdiri dari natrium klorida. Tidak seperti garam dapur yang umumnya memiliki tekstur halus, sea salt memiliki tekstur yang cenderung lebih kasar.
Garam ini diproses dengan cara menguapkan air laut ini dan mengandung berbagai mineral. Seperti kalium, zat besi, dan zink. Semakin gelap warna sea salt, semakin banyak pula kandungan gizi yang ada di dalamnya. Hal ini karena sea salt berwarna gelap hanya melewati sedikit proses.
Sementara garam merah muda atau Himalayan pink salt, diproses dengan cara menambangnya di area pegunungan Himalaya, Pakistan. Tepatnya di tambang garam Khewra yang merupakan tambang garam terbesar di dunia.
Warna merah muda yang muncul dari garam tersebut karena kandungan iron oxidenya. Garam jenis ini memiliki kandungan natrium klorida yang lebih rendah dibandingkan dengan garam dapur. Walau begitu, pink salt lebih kaya akan kandungan kalsium, zat besi, kalium, dan magnesium dibandingkan dengan dua jenis garam lainnya.
Meski begitu, secara umum, garam adalah kristal yang terbentuk dari dua komponen kimia, yakni natrium (Na) dan klorida (Cl). Oleh karena itu, garam memiliki nama kimia natrium klorida (NaCl). Natrium dan klorida itu sendiri merupakan dua jenis elektrolit utama di dalam cairan tubuh manusia, yang memiliki manfaat signifikan seperti membantu berjalannya impuls saraf dan otak.
Dan di antara ketiga jenis garam tersebut, Himalayan pink salt memang memiliki kandungan mineral yang lebih banyak. Lantaran prosesnya lebih sedikit ketimbang garam dapur. Namun, perbedaan tersebut kurang lebih dapat diabaikan, karena jumlah garam yang dikonsumsi relatif sedikit dan kurang signifikan.
Tetapi, orang dengan kebiasaan clean eating cenderung lebih memilih sea salt dan pink salt. Hal ini karena kedua jenis garam tersebut bebas bahan pengawet dan tidak ditambahkan zat kimia anti-gumpal seperti halnya garam dapur biasa.
Terlepas dari hal itu, garam dapur biasa, sea salt, atau pink salt sebenarnya memiliki kandungan dan manfaat untuk kesehatan yang tidak jauh berbeda. Dan apapun garam pilihan Anda, yang paling penting untuk diingat adalah mengonsumsi garam dalam jumlah yang berlebihan juga tidak baik untuk kesehatan, karena dapat meningkatkan risiko penyakit darah tinggi alias hipertensi.