Kesadaran Finansial Gen Z Naik, Saatnya Punya Dana Darurat!
JAKARTA – Dalam situasi yang serba tidak pasti dan penuh gejolak ekonomi, keberadaan dana darurat telah berubah menjadi kebutuhan utama dalam pengelolaan keuangan pribadi maupun keluarga.
Dana ini menjadi pusat ketahanan finansial, berperan sebagai perlindungan terakhir agar berbagai krisis tidak menggoyahkan stabilitas hidup.
Mengutip Investopedia, Selasa, 2 Desember 2025, dana darurat adalah simpanan uang tunai yang disiapkan khusus untuk menghadapi pengeluaran tak terduga, sehingga kamu tidak perlu mengambil uang dari tabungan utama, menggunakan kartu kredit, atau mengajukan pinjaman.
- 5 Cara Pilih Platform Donasi Bencana Terpercaya Agar Tidak Tertipu
- Cara Cek dan Buat YouTube Music Recap 2025
- 8 Fandom K-POP yang Ikut Galang Dana Bantu Warga Terdampak Bencana Sumatra
Dana ini bukanlah tabungan yang biasa dialokasikan untuk liburan atau pembelian aset, melainkan safety net yang memiliki tujuan tunggal yaitu menstabilkan situasi ketika bencana finansial menghantam.
Skenario dari penggunaan dana ini menuntut keberanian tanpa batas. Penggunaan dana darurat juga cukup beragam, seperti pembayaran biaya medis di luar cakupan asuransi, hingga kebutuhan perbaikan aset seperti rumah atau kendaraan operasional yang rusak parah.
Tanpa adanya dana darurat ini, individu akan mudah terpaksa memilih jalan pintas berisiko, seperti pay-later, kartu kredit, dan pinjaman online. Keputusan ini, diambil dengan dalih mampu menyelesaikan masalah, tetapi justru menciptakan krisis baru dalam bentuk beban utang yang mencekik, sehingga berpotensi merusak masa depan finansial jangka panjang.
Seperti wawancara yang dilakukan tim Trenasia kepada sejumlah anak muda di Jakarta, mereka mulai merasakan pentingnya penggunaan dana darurat untuk kebutuhan tak terduga. Meskipun belum memiliki penghasilan tetap, mereka memilih menyisihkan dana untuk menghindari hal-hal yang merugikan.
“Penting banget, dana darurat itu kan kaya jaring pengaman, buat aku antisipasi kalau ada kejadian enggak terduga. Kaya sakit atau kerusakan laptop, dan lainnya. Biar aku enggak panik kalau ada kejadian begitu,” ungkap seorang warga Jakarta Selatan, Fahira.
Ia juga menuturkan dana darurat mampu menolong semasa kesulitan. “Kaya misalkan lagi situasi bencana ya dana darurat itu penting. Bisa buat bantu biaya hidup, pengobatan, atau perbaikan rumah kalo misalnya amit-amit kebanjiran atau kebakaran,” ujarnya. Setiap bulannya, Fahira menyisihkan 5-10% pendapatannya untuk dana darurat.
Warga Jaksel lain, Jessica, mengatakan dana darurat krusial untuk mengantisipasi kebutuhan tak terduga.. Jessica mengaku mengalokasikan 10% gajinya untuk dana darurat. “Penting kalau sewaktu-waktu ada kebutuhan tak terduga,” ujarnya.
Dari uang 10% tersebut, Jessica biasa menggunakan untuk menutupi apabila gaji di akhir bulan semakin menipis dan tidak cukup untuk kebutuhan tambahan di bulan tersebut. Ia mengatakan dana darurat yang disisihkan biasanya dalam bentuk cash maupun mobile banking.
Senada, gen Z asal Jakarta, Ijen, juga menyisihkan 10% pendapatannya untuk dana darurat. “Biasanya buat ngeprint dokumen kuliah atau jaga-jaga kalau ada musibah di jalan.”
Meskipun belum memiliki pekerjaan tetap, dirinya menyisihkan sebagian uang jajan kuliahnya untuk kebutuhan dana darurat. Menurutnya, dana darurat wajib dimiliki semua orang, untuk menolong di masa susah.
Melansir dari laman resmi Kementerian Keuangan, berikut empat tips untuk menyisihkan dana darurat:
- Langkah pertama adalah penentuan prioritas yang tegas. Sebelum mengalokasikan dana untuk investasi atau keinginan lain, posisikan dana darurat di urutan teratas dalam anggaran kamu. Setidaknya, kamu mampu menyisihkan sekitar 10% hingga 15% dari pendapatan di awal bulan, untuk mengimplementasikan prinsip ‘berdiri sendiri’ terlebih dahulu. Kedisiplinan pada tahap ini dapat memastikan bahwa, keamanan finansial kamu tidak tergerus oleh kebutuhan konsumtif harian.
- Strategi berikutnya adalah pemisahan akun tabungan yang mutlak. Dana darurat tidak boleh dicampur dengan rekening operasional sehari-hari. Maka dari itu, simpanlah di rekening yang berbeda dan minim akses. Pemisahan fisik ini berfungsi sebagai rem psikologis yang kuat, untuk mencegah kamu terhindar dari penggunaan dana terhadap hal-hal yang tidak darurat.
- Bagi yang baru memulai, jangan takut untuk memulai tabungan dari jumlah kecil. Mulailah dengan jumlah yang realistis, lalu pertahankan rutinitas menabung tersebut. Seiring berjalannya waktu, akumulasi dari kontribusi kecil yang konsisten akan menciptakan momentum signifikan. Hal ini menunjukkan penekanan pada pembentukan kebiasaan, bukan pada besaran awal.
- Terakhir, manfaatkan setiap peluang akselerasi dana. Setiap kali menerima bonus, THR, atau pendapatan tak terduga lainnya, segera alokasikan mayoritasnya ke tabungan dana darurat. Dana ekstra ini merupakan jalan pintas yang memungkinkan Anda mencapai target nominal ideal tanpa harus membebani anggaran bulanan.
Dengan menjalankan sikap disiplin, pemisahan rekening, konsistensi menabung, dan optimalisasi dana tak terduga, maka Anda akan berhasil membangun fondasi yang kuat, dan bersedia menghadapi rintangan finansial yang tak terduga.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Maharani Dwi Puspita Sari pada 03 Dec 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 03 Des 2025
