Ketahui Modus Penipuan Online Catfishing
JAKARTA - Bagi Anda yang aktif berinternet, mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah catfishing. Catfishing adalah bentuk penipuan romantis online di mana pelaku siber membuat identitas palsu untuk menarik perhatian korban.
Biasanya, tujuan di balik praktik catfishing ini adalah untuk menjerat atau merugikan korban, melakukan penipuan, atau mencuri identitas korban. Catfishing juga dapat dianggap sebagai bentuk rekayasa sosial atau social engineering, di mana satu atau lebih pelaku menggunakan strategi penipuan untuk memperoleh informasi identitas pribadi dari korban tanpa menimbulkan kecurigaan.
Mekanisme Kerja Catfishing
Pada umumnya, catfishing terjadi ketika penipu online membangun hubungan yang berkelanjutan dengan korban sambil berperan sebagai seseorang yang sebenarnya tidak ada. Ada pula kasus di mana motif penipu berkaitan dengan aspek finansial, dengan maksud mencuri informasi korban untuk dijual di pasar gelap atau digunakan untuk keuntungan pribadi.
- Kenali Cara Kerja Modus Skimming ATM dan Tips Menghindarinya
- Mantan Pesepakbola Liga 2 Jadi Petugas Barang Bukti di Kejaksaan
- Digitalisasi Fintech P2P Lending Semakin Dirasakan Para Pelaku UMKM
Seiring dengan meningkatnya jumlah orang yang mencari hubungan atau pasangan secara online, terutama melalui aplikasi kencan, risiko catfishing juga semakin meningkat. Penipu dengan mudah mendapatkan foto dan data pribadi korban dari berbagai sumber seperti media sosial dan platform berbagi foto. Mereka bahkan mampu menciptakan gambar yang terlihat nyata menggunakan kecerdasan buatan.
Dengan memanfaatkan sumber-sumber gambar dan informasi pribadi orang lain, penipu akan menggunakan materi tersebut dalam percakapan online untuk membentuk hubungan yang tampaknya autentik dan penuh kepercayaan menurut perspektif korban. Sayangnya, kepercayaan yang diberikan oleh korban ini dijadikan ajang eksploitasi oleh penipu untuk menggali informasi pribadi dan finansial yang berharga.
Cara Mendeteksi Modus Catfishing
Mengenali praktik atau modus catfishing bisa menjadi tantangan, mengingat penipu seringkali mampu menyajikan diri dengan sangat meyakinkan. Meskipun demikian, terdapat indikator yang dapat menunjukkan bahwa Anda mungkin menjadi korban, seperti berikut.
- Penipu hanya berkomunikasi melalui pesan online dan enggan merespons panggilan telepon.
- Penipu memiliki sedikit teman atau pengikut di media sosial.
- Cerita yang diceritakan oleh penipu terasa tidak masuk akal, atau mereka enggan memberikan jawaban rinci terkait pekerjaan, asal daerah, dan informasi lainnya.
- Satu-satunya foto yang digunakan oleh penipu adalah gambar yang terlihat profesional (seperti headshot), dan mereka jarang membagikan foto diri di platform media sosial.
- Penipu menolak untuk bertemu secara langsung atau melakukan obrolan video, sementara sebaliknya mereka meminta uang dari Anda.
- Penipu mencoba memenuhi Anda dengan perhatian atau menyatakan cinta setelah waktu yang singkat, bahkan tanpa bertatap muka secara langsung.
- Kedatangan Turis China Diproyeksikan Meningkat, Juneyao Airlines Mulai Terbangi Bali
- Kenali Apa Itu Love Scamming dan Cara Menghindarinya
- Tips Besarkan Anak Agar Mandiri dari Ahli
Itu tadi penjelasan mengenai catfishing dan cara mengenalinya. Dengan memahami catfishing dan memperhatikan tanda-tanda tersebut, Anda dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan menjadi korban catfishing.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Justina Nur Landhiani pada 26 Jan 2024