Kota Megah tapi Rapuh, Ini Fakta Jakarta yang Terancam Tenggelam

Redaksi Daerah - Rabu, 10 September 2025 23:01 WIB
Penuh Kemewahan tapi Rentan Terdampak Bencana, Sederet Fakta Jakarta Segera Tenggelam undefined

JAKARTA - Ancaman tenggelamnya Jakarta kini bukan lagi sekadar wacana, melainkan kenyataan yang kian nyata dari tahun ke tahun. Sejumlah riset, baik dari peneliti dalam negeri maupun luar negeri, mengungkap bahwa perpaduan faktor alam dan aktivitas manusia mempercepat kerentanan ibu kota.

Mengutip TrenAsia, Jumat 5 September 2025, berikut rangkaian fakta yang menggambarkan mengapa Jakarta sedang menghadapi salah satu krisis lingkungan terbesar dalam sejarahnya.

Deretan Fakta Jakarta Segera Tenggelam

Penurunan Permukaan Tanah yang Masif

Berdasarkan hasil penelitian Institut Teknologi Bandung (ITB), Jakarta mengalami penurunan tanah dengan laju 2–25 cm per tahun, dengan wilayah utara tercatat sebagai kawasan terparah. Eksploitasi air tanah menjadi penyebab utama, menyumbang hingga 80–90% kasus penurunan.

Keterbatasan pasokan PDAM membuat sekitar 60% kebutuhan air bersih warga Jakarta dipenuhi dari air tanah. Ditambah lagi, pembangunan gedung pencakar langit memperberat beban tanah sehingga ambles semakin cepat.

Naiknya Permukaan Air Laut

Perubahan iklim global turut memperparah situasi. Pencairan es kutub membuat laut Jawa kian meninggi, dengan proyeksi kenaikan hingga 1,8 meter pada tahun 2100. Akibatnya, banjir rob yang melanda pesisir utara Jakarta makin sering dan kerap melampaui tanggul pelindung.

Urbanisasi dan Infrastruktur Tak Terkendali

Kepadatan penduduk dan pembangunan tanpa kendali juga menjadi faktor penyumbang. Sistem drainase buruk membuat hujan deras selalu berujung banjir. Minimnya ruang terbuka hijau menyebabkan air hujan tidak terserap, melainkan langsung mengalir menjadi genangan besar.

Baca juga : Siapa Abigail Limuria? Aktivis Muda yang Tengah Menjadi Sorotan

Proyeksi Jakarta 2050

Menurut penelitian ITB, 95% wilayah Jakarta Utara diperkirakan akan berada di bawah laut pada 2050. BRIN juga menghitung luas wilayah terdampak mencapai 160,4 km². Artinya, hampir sepertiga Jakarta bisa terendam jika tidak ada aksi nyata.

Dampak yang Sudah Terlihat

Tanda-tanda bahaya sudah tampak jelas. Infrastruktur di Muara Baru, Jakarta Utara, mengalami ambles hingga setara satu lantai. Bangunan di kawasan pesisir retak akibat penurunan tanah yang tak merata. Peristiwa banjir besar 2007 yang menewaskan 80 orang dan menimbulkan kerugian ratusan juta dolar menjadi bukti kerentanan kota ini.

Faktor Geografis dan Ancaman Lain

Jakarta berada di dataran rendah dengan 13 sungai yang bermuara ke Laut Jawa, membuatnya sangat rawan banjir. Tak hanya itu, BRIN memperingatkan potensi tsunami setinggi 1–1,8 meter yang bisa melanda pesisir utara dalam waktu singkat jika terjadi gempa megathrust di selatan Jawa.

Baca juga : Harga Sembako di DKI Jakarta Jumat, 05 September 2025, Daging Sapi Naik, Ikan Lele Turun

Upaya Mitigasi yang Sedang Ditempuh

Pemerintah telah menggulirkan proyek Giant Sea Wall (NCICD) sebagai tameng laut, meski pengerjaannya kompleks dan jangka panjang. Upaya lain seperti pembatasan penggunaan air tanah serta edukasi masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola air juga mulai digencarkan, meski tantangan implementasi masih besar.

Jakarta menghadapi ancaman tenggelam yang nyata, dipicu oleh kombinasi penurunan tanah cepat, kenaikan air laut, pembangunan masif, dan lemahnya infrastruktur. Meski upaya mitigasi sudah berjalan, keberhasilan menyelamatkan ibu kota sangat bergantung pada konsistensi kebijakan, kesadaran masyarakat, dan kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi krisis lingkungan yang kian mendesak.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 05 Sep 2025

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 10 Sep 2025

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS