Mengenal Sosok Sadali, Seniman ITB yang Menjadi Tokoh Inspiratif bagi Salman hingga Unisba
jabarjuara.co, Bandung – Selasar Sunaryo kembali menyelenggarakan pameran seni bertajuk "Seabad Sadali: Menjejak Bumi Menembus Langit" yang berlangsung di Ruang B, Ruang Sayap, dan Bale Tonggoh. Pameran ini dibuka dari tanggal 19 September 2024 dan akan berlangsung hinggal tanggal 26 Januari 2025. “Seabad Sadali: Menjejak Bumi Menembus Langit” adalah pameran dari karya-karya Sadali, yang bertepatan lahir pada tahun 1924.
Pameran ini terbagi ke dalam beberapa kategori. Di Ruang B, terlihat karya-karya lukis dan eksplorasi tekstur, sementara di Ruang Sayap dipamerkan karya-karya kertas beliau, dan di Bale Tonggoh dihadirkan arsip dokumentasi dan benda seperti beberapa makalah yang meliputi pemikiran-pemikiran Sadali mengenai konsep kreatifitas, seniman, lingkungan, dan lain sebagainya.
Sosok Sadali
Sadali adalah pelukis dengan beberapa jenis karya seperti kaligrafi dan tekstur. Beliau adalah akademisi ITB yang aktif sebagai intelektual publik, seperti melakukan aktivitasnya melalui gala, seminar, dan artikel. Beliau sebagai pendidik memiliki concern kepada Pendidikan Agama Islam, sehingga beliau mendirikan Salman ITB bersama rekan lainnya. Salman sebetulnya bukan hanya masjid, tapi juga disusun kurikulum seperti pelatihan dakwah, adapun pameran seni rupa, pentas, dan lain-lain.
Selain itu, bersama Miftah Farid di Unisba, Sadali juga berkontribusi mendirikan kampus Unisba. Sejatinya Sadali sedari muda sudah aktif di keorganisasian keislaman, dan beliau juga terlibat dalam mendirikan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Sadali sempat juga menjadi Ketua Yayasan Salman, HMI, dan Unisba. Sadali adalah satu-satunya dosen Seni Rupa hingga sekarang yang mampu masuk ke level rektorat ITB yang saat itu menjadi Pembantu Rektor, sehingga mendorong dosen-dosen lain untuk bisa berdakwah.
Pameran Sadali sendiri bertujuan untuk memperkenalkan "Seni Rupa Islam", di mana Sadali bisa disebut salah satu pioneer-nya. Kontribusi beliau tidak hanya sebagai seniman saja, tapi juga sebagai intelektual muslim.