Mengungkap Taktik Jeff Bezos: Amazon dan Keuntungan Pertamanya Pasca IPO

Redaksi Daerah - Jumat, 02 Agustus 2024 10:07 WIB
Cara Jeff Bezos Membawa Amazon Meraih Keuntungan Pertama sejak IPO

JAKARTA – Pada awal Juli 2024, Jeff Bezos dikabarkan kembali menjual saham Amazon, perusahaan yang didirikannya. Penjualan ini diketahui terjadi setelah Bezos mundur sebagai CEO pada tahun 2021, setelah memimpin perusahaan e-commerce ini selama 27 tahun.

Saat ini, Bezos hanya menjabat sebagai ketua eksekutif di Amazon. Penjualan saham terbaru ini, yang bernilai $4,93 miliar untuk 25 juta lembar saham, menjadikan total saham yang dijual Bezos pada tahun 2024 mencapai sekitar $13,4 miliar. Sebelumnya, pada bulan Februari, ia telah menjual saham senilai $8,5 miliar.

Menurut laporan Financial Times, Bezos masih memiliki sekitar 9% saham di Amazon. Ada berbagai spekulasi mengenai alasan di balik penjualan saham ini, termasuk kemungkinan investasi di perusahaan luar angkasa miliknya, Blue Origin.

Selain itu, Bezos juga dikaitkan dengan upaya membeli Seattle Seahawks, sebuah klub di National Football League (NFL). Laporan dari Washington Post menyebutkan bahwa beberapa pemilik NFL mendukung Bezos untuk bergabung dengan liga tersebut, dengan kemungkinan Seahawks dijual dalam beberapa tahun ke depan.

Meskipun Jeff Bezos telah mengambil langkah-langkah baru, Amazon yang kini memimpin pasar di Amerika Serikat dengan pangsa pasar sebesar 37,6% pada 2023 menurut Statista, ternyata mengalami masa-masa sulit di awal pendiriannya.

Bahkan, perusahaan ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk meraih keuntungan setelah melakukan penawaran umum perdana (IPO) di lantai bursa. Pertanyaannya, bagaimana cara Bezos membangun Amazon meraih keuntungan pertamanya?

Awal Mula: Ide Cemerlang di Era Internet

Jeffrey Preston Bezos lahir pada 12 Januari 1964 di Albuquerque, New Mexico, dan dibesarkan di Houston serta Miami. Lulusan Universitas Princeton dengan gelar di bidang ilmu komputer dan teknik listrik ini memiliki karir yang menjanjikan di Wall Street.

Namun, keputusannya pada tahun 1994 untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai wakil presiden di perusahaan hedge fund D.E. Shaw & Co. demi mendirikan Amazon.com di garasi rumahnya di Seattle, Washington, adalah langkah berani yang mengubah hidupnya dan dunia.

Visi Bezos adalah memanfaatkan potensi internet yang berkembang pesat untuk menciptakan toko buku online yang dapat menawarkan lebih banyak pilihan dibandingkan toko buku fisik. Dengan model bisnis yang sederhana namun revolusioner, Bezos memulai perjalanan Amazon dengan fokus pada pengalaman pelanggan yang luar biasa.

Peluncuran dan Pertumbuhan Awal

Amazon.com diluncurkan pada 16 Juli 1995. Dalam waktu 30 hari, perusahaan ini sudah menjual buku ke pelanggan di 50 negara bagian di Amerika Serikat dan 45 negara lainnya. Sukses awal Amazon sebagian besar berkat fokus Bezos pada kebutuhan pelanggan dan pengalaman berbelanja yang mudah.

Situs web Amazon menawarkan ulasan buku, rekomendasi, dan algoritma pencarian yang canggih, semuanya bertujuan untuk memudahkan pelanggan menemukan buku yang mereka inginkan.

Selain itu, Bezos memahami pentingnya membangun merek yang kuat. Dia menetapkan prinsip-prinsip perusahaan yang menekankan pada obsesi pelanggan, inovasi, dan ketekunan. Prinsip-prinsip ini menjadi dasar budaya perusahaan dan memandu setiap keputusan yang diambil oleh Amazon.

Perluasan Produk dan IPO

Pada akhir tahun 1996, Amazon telah memiliki lebih dari 2.000 karyawan dan menawarkan lebih dari 2,5 juta judul buku. Namun, Bezos tidak berhenti di situ. Ia mulai melihat peluang untuk memperluas katalog produk Amazon, dengan menambahkan kategori seperti musik, video, dan barang-barang elektronik.

Pada 15 Mei 1997, Amazon melakukan penawaran umum perdana (IPO) di NASDAQ dengan harga saham $18 per lembar. Meskipun perusahaan belum menghasilkan keuntungan, IPO ini mencerminkan kepercayaan investor pada visi jangka panjang Bezos dan potensi pasar e-commerce.

Setelah IPO, Amazon terus berkembang pesat. Perusahaan ini memperluas penawaran produknya, memperkenalkan layanan baru seperti Amazon Marketplace (yang memungkinkan pihak ketiga menjual produk mereka di platform Amazon), dan terus meningkatkan infrastruktur logistiknya.

Mencapai Keuntungan Pertama

Meskipun pertumbuhan Amazon sangat cepat, perusahaan menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam mencapai profitabilitas. Bezos sadar bahwa untuk menjadi sukses jangka panjang, Amazon harus berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur teknologi, logistik, dan pemasaran. Oleh karena itu, meskipun pendapatan meningkat, perusahaan terus mencatatkan kerugian operasional.

Strategi Bezos adalah mengejar pertumbuhan dengan mengorbankan keuntungan jangka pendek. Dia percaya bahwa dengan membangun basis pelanggan yang besar dan loyal, serta memperluas kategori produk dan layanan, Amazon akan mampu mendominasi pasar e-commerce global dan akhirnya mencapai profitabilitas.

Akhirnya, pada kuartal keempat tahun 2001, Amazon akhirnya melaporkan keuntungan pertamanya sebesar US$5 juta, atau US$0,01 per saham. Ini adalah tonggak penting bagi perusahaan, menunjukkan bahwa model bisnis Amazon dapat menghasilkan keuntungan meskipun margin yang tipis.

Salah satu langkah kunci dalam strategi ini adalah meluncurkan program keanggotaan Amazon Prime pada tahun 2005. Dengan membayar biaya tahunan, anggota Prime mendapatkan keuntungan seperti pengiriman gratis dua hari dan akses ke layanan streaming. Program ini tidak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga membangun loyalitas pelanggan yang kuat.

Nah, pada tahun 2023, Amazon dilaporkan mencatatkan laba bersih sebesar US$30,4 miliar, atau setara dengan US$2,90 per saham yang dilusian. Artinya, sejak pertama kali IPO, keuntungan Amazon telah melonjak hampir 10 kali lipat.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 02 Aug 2024

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 02 Agt 2024

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS