Mengupas Sosok Ryan Adriandhy, Otak Kreatif di Balik Jumbo

Redaksi Daerah - Jumat, 25 April 2025 20:59 WIB
Mengenal Profil Ryan Adriandhy, Sosok di Balik Kesuksesan Film Animasi Jumbo

JAKARTA – Film animasi Indonesia berjudul Jumbo karya sutradara Ryan Adriandhy berhasil meraih 4 juta penonton pada Rabu, 16 April 2025.

“Lebih dari 4.000.000 orang telah menjadi bagian perjalanan Geng Jumbo. Masih nggak percaya, dan yang pasti, sangat bersyukur,” tulis Visinema Studios dalam Instagramnya @visinemaid.

“Terima kasih sejumbo-jumbonya untuk semua penonton di seluruh Indonesia. Dari anak-anak yang tertawa dan bersorak bareng Jumbo, sampai orang dewasa yang diam-diam meneteskan air mata di kursi bioskop. Kalian semua adalah bagian dari kisah ini,” sambungnya.

“Jumbo dibikin dengan cinta. Dan kalian membalasnya dengan pelukan yang hangat #JumboUntukSemua. Perjalanan ini belum selesai, ayo terus berjalan bersama, ya!” imbuhnya.

Dengan pencapaian tersebut, Jumbo semakin memperkuat posisinya sebagai film animasi lokal terlaris dalam sejarah perfilman Indonesia.

Film animasi Indonesia, Jumbo, tayang Lebaran 2025 di bioskop. (imdb)

Saat ini, Jumbo juga tengah berada di jalur yang sangat menjanjikan untuk merebut gelar sebagai film animasi dengan jumlah penonton terbanyak yang pernah tayang di bioskop Indonesia. Gelar ini sebelumnya dipegang oleh Frozen II, yang berhasil meraih 4,6 juta penonton.

Jumlah penonton Jumbo telah melebihi pencapaian beberapa film animasi Hollywood yang sebelumnya tayang di bioskop Indonesia. Seperti Minions: The Rise of Gru (2022) yang meraih lebih dari 2,5 juta penonton, serta Moana 2 (2024) yang ditonton oleh lebih dari 3,1 juta orang.

Jumbo juga menjadi film animasi terlaris di Asia Tenggara, mengalahkan film animasi asal Malaysia, Mechamato Movie (2022). Saat ini, Jumbo terus melaju dan semakin mengukuhkan dirinya sebagai fenomena baru dalam dunia animasi di Indonesia.

Film animasi Jumbo yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy tayang pada 31 Maret 2025 dan langsung mencuri perhatian publik. Di balik keberhasilan tersebut, terdapat proses yang panjang dan penuh tantangan selama lima tahun.

Karya tersebut bukan hanya hasil dari dedikasi Ryan semata, tetapi juga merupakan buah kolaborasi ratusan talenta kreatif Indonesia yang bersatu menciptakan film animasi berkualitas tinggi dan penuh makna.

Jumbo mengisahkan tentang Don, seorang anak yatim piatu yang sering dibuli dan dipanggil “Jumbo” karena tubuhnya yang besar.

Don memiliki sebuah buku cerita warisan dari orang tuanya, yang penuh dengan gambar-gambar dan cerita-cerita ajaib. Suatu hari, Don bertemu dengan Meri, seorang peri yang meminta bantuannya untuk menemukan kembali keluarganya.

Profil Ryan Adriandhy Halim

Ryan Adriandhy Halim lahir pada 15 Juni 1990 di Jakarta. Ia merupakan seorang animator, sutradara, komedian tunggal, aktor, dan pembawa acara asal Indonesia.

Saat kecil, Ryan lebih banyak menghabiskan waktu bersama sepupu-sepupunya karena ia merupakan anak tunggal. Ketertarikannya pada dunia animasi berawal dari kegemarannya membaca komik yang diberikan oleh salah satu sepupunya.

Sejak kecil, ia sudah menyukai menggambar dan sering belajar melalui tutorial menggambar yang dimuat di majalah anak-anak, seperti Majalah Bobo.

Perjalanan kariernya di industri hiburan dimulai melalui dunia stand-up comedy.

Ryan mulai dikenal oleh masyarakat luas ketika berhasil memenangkan musim pertama Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) yang ditayangkan di stasiun TV swasta pada tahun 2011.

Gaya komedinya yang cerdas serta kemampuannya dalam melakukan impersonasi membuatnya cepat menarik perhatian dan mendapatkan tempat di hati penonton.

Setelah sukses di panggung komedi, iamulai merambah ke bidang akting. Ia tampil dalam serial televisi Malam Minggu Miko karya Raditya Dika yang tayang pada 2012 hingga 2013, dan serial tersebut kemudian diadaptasi ke layar lebar dengan judul Malam Minggu Miko the Movie pada tahun 2014.

Selain itu, ia juga bermain dalam serial Kokoro no Tomo Pop yang berlatar di Jepang dan ditayangkan pada 2014 hingga 2015.

Usai menyelesaikan serial Kokoro no Tomo Pop, Ryan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan magisternya di bidang animasi dengan meraih beasiswa Fulbright di Rochester Institute of Technology, Amerika Serikat.

Sebagai tugas akhirnya, ia menggarap film pendek animasi berjudul Prognosis yang kemudian meraih Piala Citra sebagai Film Animasi Pendek Terbaik di Festival Film Indonesia 2020.

Usai menyelesaikan pendidikannya, Ryan bergabung dengan Visinema Animation dan terlibat dalam sejumlah proyek kreatif.

Pada tahun 2021, Ryan turut terlibat sebagai animator dalam film Nussa. Ia kemudian menyutradarai film animasi panjang pertamanya yang diberi judul Jumbo yang dirilis pada 2025.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 17 Apr 2025

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 25 Apr 2025

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS