Menulis dengan Satu Jari, Pameran Inspiratif bagi Dunia Desain Grafis

Admins - Selasa, 21 Oktober 2025 10:07 WIB
Pameran "Menulis dengan Satu Jari" karya Wagiono Sunarto di SSAS Bandung (Foto: Giffa Akbar)

jabarjuara.co, Bandung – Selasar Sunaryo Art Space atau yang kini telah rebranding menjadi SSAS kembali menggelar pameran seni, kali ini bertajuk “Menulis dengan Satu Jari”. Pameran ini menghadirkan karya-karya dari Wagiono Sunarto (1949-2022) yang menjadi inspirasi bagi dunia desain grafis. Karya-karya Wagiono sebagian besar adalah berupa gambar. Gambar di sini bermakna drawing yakni kartun, komik, dan karikatur.

Foto: Ramadhan

Frasa "Menulis dengan Satu Jari' dirumuskan sebagai judul pameran, karena dianggap mampu mewakili sikap dasar dari keseluruhan etos dan pola kerja Wagiono. Karyanya sangat beragam, namun kepekaan dan kejelian pengamatan serta kehati-hatian dalam mewujudkan ide, selalu mendasari model kerja Wagiono. Frasa ini diambil dari salah satu poin catatan peninggalan Wagiono. Pada catatan itu, ada banyak poin yang merujuk pada iklim politik represif Orde Baru. Poin tentang "satu jari", sebenarnya merupakan imbauan tentang sikap kritis di hadapan rezim opresif. Sikap kritis perlu, tapi harus sangat hati-hati, demikian kira-kira imbauan Wagiono.

Foto: Ramadhan

Ragam karya Wagiono yang dihadirkan dalam pameran ini menyerukan sebuah corak "dualitas"'. Di satu sisi, Wagiono asyik-masyuk mengolah unsur- unsur rupa, langgam ini terutama tampak pada karya-karya cetak saring. la bahkan meninggalkan setumpuk sketsa dari karya-karya cetak saringnya, dari sketsa itu kita bisa melihat bagaimana Wagiono sangat menekuni garis, warna, bentuk, komposisi, dan unsur rupa lainnya yang kemudian membentuk acuan cetak.

Di sisi lain, karya-karya gambar Wagiono sarat dengan komentar sosial politik. Catatan-catatan peninggalan Wagiono menunjukkan bahwa beliau adalah pengamat yang peka dan teliti. la seperti melihat pola berulang dari rezim represif Orde Baru, juga akar kekerasan dari peristiwa Mei 98, misalnya. Pada model kerja ini, seni adalah "instrumen" dari seorang pengamat, artinya, sangat terhubung dengan kenyataan di luar sana.

Foto: Giffa Akbar

Selain itu Wagiono juga aktif dalam kegiatan "expo" hingga tahun 2000-an. Kegiatan "expo' pada dasarnya adalah bagian dari diplomasi luar negeri. Dalam sebuah "expo", Indonesia selalu ditampilkan dalam bentuk rangkuman, yang diharapkan dapat menggaris-bawahi sisi baik tertentu dari negara dan bangsa ini. Sebagai seorang seniman dan desainer, Wagiono meninggalkan banyak karya dan arsip terkait expo, menunjukkan bagaimana beliau dalam model kerja ini sama peka dan telitinya. Kepekaan dan ketelitian yang dapat mengungkap, baik kebaikan maupun keburukan dari negara dan bangsa Indonesia.

Editor: Admins
Bagikan

RELATED NEWS