Penantian Panjang 19 Tahun, Akhirnya Piala Thomas Kembali ke Pangkuan RI
jabarjuara.co, Jakarta - Akhirnya, Piala Thomas yang dimenangkan tim bulu tangkis Indonesia kembali ke Indonesia setelah 19 tahun lamanya menunggu, menyusul kemenangan 3-0 atas China dalam perhelatan Thomas Cup 2020 yang di gelar di Denmark.
Dilansir TrenAsia, RI menang Piala Thomas pada 2002 silam. Saat itu, tim Indonesia yang diisi pemain legendaris seperti Taufik Hidayat, Hendrawan, Marlev Mainaky, hingga pasangan ganda putra Chandra Wijaya/Sigit Budiarto dan Halim Haryanto/Tri Kusharyanto sukses menaklukkan Malaysia dengan skor 3-2.
Bahkan dalam sejarah Piala Thomas Cup, Indonesia menjadi tim bulu tangkis paling sukses dalam gelaran bergengsi bulu tangkis tersebut. Indonesia masih memegang rekor tertinggi, yaitu 13 kali juara Thomas Cup.
Sayangnya, sejak 2002 Indonesia belum mampu menambah koleksi gelar juara Piala Thomas. Pencapaian terbaik tim bulu tangkis putra Indonesia, yaitu dua kali menjadi runner-up yakni pada 2010 dimana kalah dari China dan 2016 setelah RI takluk dari Denmark.
Selama periode Indonesia tidak juara, prestasi tim bulu tangkis China meroket dan menambah enam gelar juara Piala Thomas sehingga kini menjadi tim tersukses kedua dengan total 10 gelar juara.
Unggul atas China
Indonesia berhasil unggul 3-0 atas China dalam final Piala Thomas 2021 di Denmark setelah kemenangan tunggal Anthoni Sinisuka Ginting, ganda Fajar Alfian-Muhammad Rian Ardianto, dan Jonatan Christie alias Jojo.
Pebulu tangkis tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting menyumbang angka untuk Tim Indonesia pada partai pembuka final Piala Thomas menghadapi China di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu malam, 17 Oktober 2021 Waktu Indonesia Barat (WIB).
Dalam pertandingan tersebut, Ginting menaklukkan Lu Guang Zu lewat rubber game yang berujung dengan skor 18-21, 21-14, 21-16 dalam waktu 1 jam 17 menit, atau setara 100 menit permainan.
Di atas kertas, Ginting memang jauh lebih diunggulkan, mengingat saat ini ia merupakan tunggal putra peringkat kelima dunia, sedangkan Lu berada di urutan ke-27.
Selain itu, dari dua pertemuan sebelumnya, Ginting memegang keunggulan 2-0. Mereka pernah berjumpa di turnamen Indonesia Open 2019 dan Japan Open 2019.
Ginting tertekan di gim pertama. Permainannya tidak bisa berkembang. Sementara lawannya terus menyerang, dan Ginting terlambat menghalau bola, sehingga berbuah poin bagi Lu.
Selain itu, Ginting juga sering membuat kesalahan sendiri. Pukulan-pukulannya seperti kurang bertenaga, sehingga shuttlecock mengenai net. Lu terus memimpin pertandingan.
Setelah kedudukan imbang 17-17, lagi-lagi Ginting membuat kesalahan, sehingga poin-poin kritis menjadi milik Lu, yang kemudian menang dengan perolehan 21-18 dalam perebutan Piala Thomas tahun ini.
Di gim kedua, permainan Ginting membaik. Ia menambah tenaga pada pukulan-pukulannya, sehingga mendarat tepat di kotak lawan dan poin Ginting bertambah.
Di satu sisi, justru lawannya yang kali ini banyak membuat kesalahan sendiri. Pukulan Lu yang tidak terarah sering kali mengenai net atau melebar ke kanan kiri lapangan.
Perlahan-lahan Ginting memperlebar jarak hingga 13-5. Dengan permainan yang lebih tenang, ia terus menambah poin hingga merebut gim kedua 21-14.
Pada gim penentu, semangat dan kepercayaan diri Ginting benar-benar bangkit. Pemain berusia 24 tahun itu memimpin sejak awal permainan dan kian unggul, meninggalkan Lu yang masih sering membuat kesalahan sendiri.
Meski sudah unggul 18-10, Ginting tetap tenang. Ia tidak terburu-buru menambah poin. Namun perlahan tapi pasti, Ginting menutup laga tersebut dengan kemenangan 21-16. Dengan hasil tersebut, maka kedudukan Indonesia saat ini memimpin sementara perebutan Piala Thomas 1-0 atas China.
Fajar-Rian Menang Cepat
Ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menyumbang angka kemenangan kedua untuk Skuad Garuda sehingga kini unggul sementara 2-0 atas China pada laga final Piala Thomas yang berlangsung Minggu malam WIB.
Bertempat di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Fajar/Rian yang kini menempati peringkat ketujuh dunia itu menumbangkan pasangan baru He Ji Ting/Zhou Hao Dong dalam dua gim langsung 21-12, 21-19 dengan durasi 43 menit.
Pertarungan sengit di antara kedua pasangan itu sudah terjadi sejak gim pertama. Fajar/Rian dan He/Zhou berebut angka dan saling mengungguli satu sama lain.
He/Zhou kerap memimpin di poin-poin awal, namun dominasi mereka hanya berlangsung hingga kedudukan imbang 8-8. Selepas itu, Fajar/Rian berbalik unggul. Mereka mencuri enam poin tanpa balas dan terus menambah angka hingga memenangi gim pertama dengan skor awal 21-12.
Masuk gim kedua Piala Thomas 2021, pasangan anyar China itu lagi-lagi memimpin di poin-poin awal. Namun Fajar/Rian mampu mengejar dan menyamakan kedudukan menjadi 7-7.
Kemudian, pertarungan menjadi sengit. Kedua pasangan itu saling berbagi poin-poin berikutnya, bergantian memimpin pertandingan.
Akan tetapi, setelah mereka sama-sama menyentuh angka 16-16, He/Zhou gagal mengembalikan bola-bola dari Fajar/Rian, sehingga poin-poin berikutnya menjadi milik wakil Garuda, yang kemudian memenangkan laga dengan skor penutup 21-19.
Dengan hasil tersebut, maka kedudukan Indonesia saat ini memimpin sementara 2-0 atas China.
Jojo Bawa Piala Thomas usai 19 Tahun
Hingga pukul 21.55 WIB, pertandingan partai ketiga tunggal antara Jonatan Christie melawan Li Shi Feng berakhir dimenangkan Jojo. Jojo, panggilan akrab Jonathan terpaksa masuk rubber game dengan skor 21-14, 18-21, dan 21-14. Dengan kemenangan Jojo, maka Indonesia resmi memenangkan Piala Thomas setelah 19 tahun absen.
Tim Piala Thomas Indonesia berikutnya yakni pertandingan ganda putra paling anyar Kevin Sanjaya Sukamuljo/Daniel Marthin akan berjumpa dengan Liu Cheng/Wang Yi Lyu tidak dimainkan karena sudah mendapatkan skor 3-0. Demikian pula di partai terakhir, tunggal putra Shesar Hiren Rhustavito akan menantang Weng Hong Yang juga tidak dimainkan.
Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Redaksi pada 18 Okt 2021