Rugi! Pendapatan McDonalds Turun Hingga Rp1,8 Triliun Sejak Hengkang dari Rusia
Menu McDonald’s. Dok: mcdonalds.com
undefinedjabarjuara.co, New York - Restoran fast-food “sejuta umat” McDonald’s memutuskan untuk hengkang dari Rusia pada Maret tahun ini, sebagai bentuk dari aksi protes pada Rusia atas invasinya pada Ukraina akhir Februari lalu. Hal tersebut Resmi hengkang dari Rusia sebulan setelahnya, April 2022, rupanya aksi tersebut malah membuat McDonald’s merugi.
Mengutip dari New York Post melalui TrenAsia, pendapatan McDonalds tercatat turun 3% pada kuartal kedua bulan April.
Kuartal ini, McDonald’s membukukan pendapatan kisaran US$5,72 miliar atau sekitar Rp85,9 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per dolar AS). Jumlah itu lebih rendah dari perkiraan Wall Streets US$5,8 miliar atau sekitar Rp87 triliun.
Laba McDonald’s juga mengalami penurunan drastis hingga nyaris setengahnya. Menurut laporan keuangan, Laba McDonald’s turun kisaran US$1,2 miliar atau kisaran Rp18 triliun setelah hengkang dari Rusia.
Turunnya laba perusahaan mencerminkan Rusia sebagai salah satu pasar internasional terbesar bagi perusahaan. Sebagai informasi, McDonald's memiliki 874 cabang di seluruh Rusia.
Selain karena alasan tersebut, McDonald’s juga menghadapi dampak inflasi yang saat ini melanda perekonomian dunia.
“Saat ini kita semua menghadapi peperangan di Eropa. Inflasi saat ini sedang berada di puncak tertinggi sejak 40 tahun, dan belum pernah terjadi sebelumnya,” ungkap Chief Executive, Chris Kempczinski seperti yang dilansir pada New York Post.
Tambahan informasi, McDonald’s kini memutuskan untuk menaikkan harga menunya hingga 8% dalam satu dekade terakhir.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 29 Jul 2022