Sky Burial, Proses Pemakaman Paling Ekstrem dari Himalaya

donalbaba - Sabtu, 06 Juni 2020 02:12 WIB
Ritual Sky Burial di Pegungan Himalaya. Beberapa pihak menilai tradisi pemakaman Sky Burial ini tidak manusiawi, namun dengan alasan menyesuaikan lingkungan dan tradisi kepercayaan, tradisi Sky Burial ini tetap dijalankan. undefined

jabarjuara.co, Bandung-Ada berbagai cara melakukan ritual pemakaman. Yang paling umum adalah dengan mengubur jenazah atau mengkremasi. Di beberapa kondisi, ada juga yang melakukan dengan melarung jenazah ke laut. Diluar prosesi tersebut, ternyata ada satu ritual pemakaman yang ekrem di Pegunungan Himalaya.

Orang menyebutnya dengan Sky Burial. Mengutip keepo.me, ritual pemakaman ini berbeda dengan pemakaman pada umumnya. Dalam ritual ini, jenazah orang yang baru saja meninggal dijadikan sebagai makanan burung. Hal itu tidak dilakukan tanpa sebab, justru masyarakat setempat pun terpaksa melakukan pemakaman semacam itu.

Kondisi alam di wilayah tersebut tidak memungkinkan masyarakat di Pegunungan Himalaya untuk mengubur jenazah karena tidak ada bakteri pengurai. Selain itu, kayu bakar untuk melakukan kremasi pun sulit didapatkan.

Sebagian besar masyarakat Mongolia dan Tibet yang beragama Buddha Vajrayana percaya dengan reinkarnasi sehingga jasad manusia yang telah mati tidak perlu dipertahankan.

Prosesi Sky Burial dimulai di pagi hari sebelum fajar. Para Lama atau pemuka agama akan menghaturkan doa di sekitar jenazah. Setelah itu, jenazah akan dimandikan hingga bersih dan rambut yang ada di seluruh tubuh jenazah pun akan dicukur. Setelah selesai, jenazah akan dibalut dengan sehelai kain berwarna putih dalam posisi tengkurap. Jenazah kemudian akan dibawa ke atas bukit. Sesampainya di puncak bukit, kain yang membalut jenazah akan dilepas.

Puncuk gunung atau bukit dipercaya sebagai jalan masuk menuju nirwana. Oleh sebab itu, jenazah yang sudah dibersihkan ditempatkan di puncak bukit.

Setelah jenazah sampai di puncak bukit, maka proses mutilasi pun dimulai. Mutilasi jenazah dilakukan oleh orang yang memiliki tugas khusus untuk memisahkan anggota tubuh jenazah yang dikenal dengan nama Rogyapas.

Setelah tulang, organ, dan daging jenazah dipisahkan, barulah jenazah tersebut dijadikan mangsa oleh burung-burung besar pemakan bangkai. Beberapa pihak menilai tradisi pemakaman Sky Burial ini tidak manusiawi, namun dengan alasan menyesuaikan lingkungan dan tradisi kepercayaan, tradisi Sky Burial ini tetap dijalankan.

Bagikan

RELATED NEWS