Tasmanian Devil, Berjuang Lawan Virus Penyebab Kepunahan

donalbaba - Senin, 10 Agustus 2020 17:13 WIB
Tasmanian Devil, hewan asli Australia yang berjuang melawan kepunahan karena virus yang menyebabkan kanker wajah. undefined

jabarjuara.co, Bandung- Hewan asli Australia, Tasmanian Devil (Sarcophilus harrisii) harus berjuang dari kepunahan lantaran virus yang menyerang populasi mereka.

Mengutip laman Kompas.com, virus yang menyerang Tasmanian Devil menyebar melalui gigitan dan menyebabkan penyakit tumor wajah Tasmanian Devil (DFTD).

Para peneliti pun berlomba untuk menyelamatkan Tasmanian Devil dari virus mematikan tersebut.

Salah satunya, para peneliti dari Washington State University dan Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle. Mereka menemukan harapan bagi kelangsungan hidup Tasmanian Devil.

Tak hanya itu, temuan mereka disebut mampu memberikan harapan bagi terapi pengobatan kanker pada manusia.

Seperti dikutip dari IFL Science, para peneliti mempelajari genom dari penyakit tumor wajah Tasmanian Devil (DFTD) pada beberapa hewan yang terkena penyakit.

Pada hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Genetics itu, para peneliti menemukan DFTD secara spontan bisa membaik tanpa pengobatan. Lantaran ada satu mutasi genetik yang dapat memperlambat pertumbuhan penyakit mematikan ini pada Tasmanian Devil.

Perlambatan pertumbuhan tumor ini juga bukan karena ada suatu gen yang ditekan, melainkan disebabkan adanya gen yang sedang aktif.

Peneliti pun menyebut perilaku sel kanker di laboratorium dan mutasi genetik tunggal yang menyebabkan penurunan tingkat pertumbuhan DFTD ini sebagai adaptasi baru antara kanker dengan inangnya.

Para peneliti berharap manipulasi gen dapat mengelabuhi tumor pada manusia dan memberikan jalan pengobatan yang jauh lebih aman dibandingkan dengan obat sitotoksik dan operasi kompleks.

Temuan ini tentu menjadi harapan bagi Tasmanian Devil yang populasinya hampir punah. Sekaligus memberikan kemungkinan untuk pengobatan baru bagi kanker manusia.

“Temuan menjanjikan untuk membantu menyelamatkan Setan Tasmanian yang tersisa di dunia tapi juga suatu hari dapat berdampak pada kesehatan manusia,” kata Andrew Storfer, peneliti dari Washington State University.

Bagikan

RELATED NEWS