Untung Gede! Warren Buffett Dapat Rp1,5 Miliar per Jam Berkat Coca-Cola
JAKARTA – Melalui perusahaan investasinya, Berkshire Hathaway, Warren Buffett memperoleh lebih dari US$93.000 per jam atau setara Rp1,5 miliar, hanya dari kepemilikan saham Coca-Cola. Dengan total 400 juta lembar saham, perusahaan tersebut menikmati dividen tahunan mencapai US$816 juta atau sekitar Rp13,3 triliun dari satu sumber investasi saja.
Itu setara dengan sekitar US$2,2 juta per hari, atau sekitar $93.150 per jam, menjadikannya salah satu contoh paling ikonik dari investasi jangka panjang dalam sejarah keuangan modern. Pendapatan pasif ini terus mengalir tanpa Warren Buffett perlu melakukan apa pun.
Dilansir dari Cryptorank, investasi ini sudah berlangsung selama puluhan tahun. Warren Buffett memilih Coca-Cola karena bisnisnya sederhana, menguntungkan, dan mendunia.
- Makna Simbolik di Balik Bendera One Piece yang Berkibar Jelang 17 Agustus
- Menguak Kasus Shein dan Maraknya Greenwashing di Dunia Fast Fashion
- Dukung Program 3 Juta Rumah, BRI Perkuat Pembiayaan Rumah Subsidi
Sejak saat itu, ia tak pernah menjual satu lembar pun sahamnya. Arus kas yang stabil ini membuat Berkshire tidak perlu mengejar tren atau spekulasi hanya untuk tetap bertahan.
Namun, inilah juga alasan mengapa saham Berkshire tak mengalami lonjakan seperti saham-saham teknologi atau aset dengan volatilitas tinggi. Dividen dari Coca-Cola memang stabil, tapi tidak akan memberi lonjakan besar saat pasar bullish yang digerakkan oleh AI, kripto, atau saham-saham meme.
Bicara soal kripto, Warren Buffett tetap tidak menyukainya. Bahkan setelah dua tahun Bitcoin naik dan menjadi pusat perhatian, ia tetap teguh pada aset-aset tradisional.
Kesepakatan Manis Sejak 1988
Meski pasar saham dipenuhi penurunan dan ketidakpastian, ada satu aset Berkshire Hathaway yang terus menghasilkan uang seolah-olah mesin ATM rusak: saham Coca-Cola miliknya.
Dilansir dari Financial Express, Buffett mulai membeli saham Coca-Cola pada tahun 1988, tak lama setelah pasar saham mengalami kejatuhan pada 1987.
Dalam beberapa tahun berikutnya, Berkshire Hathaway menggelontorkan sekitar US$1,3 miliar untuk mengakumulasi 400 juta lembar saham, jumlah yang saat itu mewakili lebih dari 7% kepemilikan di perusahaan tersebut.
Luar biasanya, Berkshire Hathaway belum pernah menjual satu lembar pun saham Coca-Cola yang dimilikinya.
Investasi sebesar US$1,3 miliar tersebut kini bernilai puluhan miliar dolar. Selain kenaikan nilai saham, investasi ini juga menghasilkan dividen yang terus meningkat selama puluhan tahun, menjadikan Coca-Cola salah satu sumber pendapatan tunai paling andal bagi Berkshire.
Mengapa Coca-Cola Masih Jadi Pilihan
Lalu, mengapa Buffett memilih Coca-Cola, dan mempertahankannya selama ini? Jawabannya terletak pada filosofi investasi khas Buffett. Kekuatan merek Coca-Cola, dominasinya secara global, serta pendapatan yang stabil menciptakan “parit pertahanan” yang kokoh, yang sulit ditandingi oleh para pesaingnya.
Buffett juga memuji pendekatan Coca-Cola yang ramah terhadap pemegang saham, dengan peningkatan dividen yang konsisten dan program pembelian kembali saham yang berkelanjutan. Perusahaan ini telah menaikkan dividennya selama lebih dari 60 tahun berturut-turut, menjadikannya layak menyandang predikat “raja dividen.”
Strategi Abadi, Hasil Tak Lekang Waktu
Warren Buffett kerap mengatakan periode kepemilikan saham favoritnya adalah “selamanya,” dan Coca-Cola menjadi contoh sempurna dari pendekatan tersebut. Investasi ini menunjukkan kekuatan dari bunga majemuk, kesabaran, dan memilih bisnis sederhana yang tahan lama.
Hingga tahun 2025, dividen yang diterima Berkshire dari Coca-Cola setiap jam melebihi penghasilan tahunan banyak warga Amerika, semua berkat keputusan investasi yang dibuat hampir 40 tahun lalu.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 21 Jul 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 06 Agt 2025