gojek
Jumat, 31 Januari 2025 10:04 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengapresiasi inisiatif pemerintah daerah dalam mengambil alih pengelolaan layanan Teman Bus. Namun, ia juga mengungkapkan kekhawatiran terkait keberlanjutan layanan serta potensi penurunan kualitas transportasi lokal akibat peralihan pendanaan ini.
Sejak Januari 2025, pengelolaan Teman Bus di beberapa kota telah resmi beralih ke pemerintah provinsi setelah skema subsidi lima tahun dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berakhir. Menurut Dudy, hal ini menandai proses transisi pengelolaan transportasi publik dari pemerintah pusat ke daerah.
"Kementerian Perhubungan sangat mengapresiasi pemerintah daerah yang telah mengambil langkah maju dalam memastikan layanan transportasi massal tetap berjalan secara optimal," terang Menhub Dudy, dalam keterangan resminya, di Jakarta, dikutip Kamis, 30 Januari 2024.
Teman Bus sebelumnya dikembangkan melalui program Buy The Service (BTS), di mana subsidi pusat hanya berfungsi sebagai stimulus, dengan harapan daerah dapat melanjutkannya secara mandiri.
Kini, kota-kota seperti Medan, Banjarmasin, dan Bandung telah menjalankan layanan secara mandiri. Sementara itu kota Solo, Surabaya, Palembang, dan Makassar masih dalam proses transisi.
"Kami berharap langkah ini dapat diikuti oleh daerah lain yang masih dalam tahap transisi,” tambah Dudy.
Pendanaan transportasi umum kini menjadi tantangan utama bagi daerah. Pemerintah Provinsi Bali dan wilayah Sarbagita, misalnya, akan membiayai transportasi umum melalui skema sharing pendanaan dengan dana Opsen PKB sesuai PP 35/2023.
Namun, pertanyaannya adalah apakah model ini akan cukup untuk menjaga kualitas layanan? Dengan keterbatasan anggaran daerah, ada kekhawatiran bahwa layanan akan menurun dibandingkan saat masih didanai oleh pemerintah pusat.
Keputusan ini menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, keterlibatan pemerintah daerah dapat meningkatkan respons terhadap kebutuhan lokal dan fleksibilitas dalam pengelolaan layanan.
Namun, di sisi lain, ada potensi penurunan kualitas akibat keterbatasan dana serta kurangnya pengalaman daerah dalam mengelola layanan transportasi publik secara optimal.
Menhub menekankan bahwa keberlanjutan transportasi umum juga bergantung pada kesadaran masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
“Hal ini menunjukkan langkah pemerintah daerah yang telah mengambil alih layanan Teman Bus di wilayahnya masing-masing, adalah bentuk komitmen mereka dalam penyelenggaraan transportasi publik yang berkelanjutan dan pro kepada rakyat,” pungkas Dudy.
Namun, jika layanan menurun akibat keterbatasan pendanaan, daya tarik transportasi umum bisa semakin berkurang, memicu peningkatan penggunaan kendaraan pribadi dan kemacetan di perkotaan.
Sebagai program yang awalnya diinisiasi oleh Kemenhub untuk menyediakan transportasi Ekonomis, Mudah, Andal, dan Nyaman, Teman Bus telah beroperasi di berbagai kota seperti Medan, Palembang, Yogyakarta, dan Surabaya.
Mulai bulan Januari 2025, Kemenhub telah memangkas subsidi operasional Batik Solo Trans (BST) layanan dibawah naungan Teman Bus. Pemangkasan tersebut berdampak pada pengurangan jam operasional dan penghapusan beberapa koridor layanan.
Jam operasional BST dan feeder BST akan dipersingkat dari pukul 05.00-21.00 WIB menjadi 05.00-18.00 WIB. Selain itu, Koridor 6 (Terminal Tirtonadi-Solo Baru) akan dihapus, sementara Koridor 2 akan digantikan oleh layanan feeder BST.
Perubahan ini juga memengaruhi jumlah tenaga kerja, khususnya pramudi. Pemerintah Kota Solo belum menentukan jumlah pengurangan pramudi, meskipun dipastikan akan ada penyesuaian.
Saat ini, jumlah pramudi BST mencapai ratusan orang. Padahal, berdasarkan survei Ditjen Perhubungan Darat, BST Solo mencatat kepuasan pelanggan yang tinggi serta memiliki load factor statis tertinggi ketiga pada 2023 untuk layanan buy the service, dengan angka 28,98%.
Sementara itu, ditingkat Nasional, layanan Teman Bus semakin diminati sebagai alternatif transportasi umum. Survei menunjukkan 72% pengguna sepeda motor telah beralih ke Teman Bus, diikuti peningkatan penggunaan oleh pemilik kendaraan roda empat. Sejak beroperasi pada 2020 hingga 2023, Teman Bus telah melayani 72,1 juta penumpang.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 31 Jan 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 31 Jan 2025
Bagikan
gojek
15 hari yang lalu
transportasi
4 bulan yang lalu