7 Jenis Istirahat yang Perlu Anda Kenali Agar Kesehatan Fisik dan Mental Terjaga

Redaksi Daerah - Rabu, 03 Januari 2024 14:20 WIB
Break Time (Freepik/KamranAydinov)

JAKARTA – Rasa lelah yang terjadi pada tubuh adalah hal yang wajar. Saat Anda mengalami fase ini, Anda bisa mengambil istirahat. Benar, istirahat memang perlu untuk Kesehatan fisik maupun mental. Tidur saja tidak cukup untuk mengatasinya. Lalu apa yang harus dilakukan?

Nah, berikut adalah beberapa jenis istirahat yang perlu Anda pahami. Yuk, simak artikel berikut!

Jenis Istirahat yang Perlu Anda Ketahui

1. Istirahat Fisik

Istirahat fisik merupakan salah satu bentuk istirahat yang sangat penting dan umum. Istirahat fisik dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pasif dan aktif. Istirahat fisik secara pasif melibatkan kegiatan seperti tidur malam dan tidur siang dengan waktu singkat.

Di sisi lain, istirahat fisik secara aktif mencakup berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan fisik, seperti olahraga ringan, yoga, pijat, latihan fisik, dan peregangan.

Maksimalkan kedua bentuk istirahat fisik ini dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kekuatan, memberikan energi, mengurangi rasa lelah, dan mencegah risiko cedera. Untuk melakukan istirahat fisik, Anda bisa dengan cara tidur, olahraga, maupun perawatan diri.

2. Istirahat Mental

Ketika merasa mental Anda terkuras, seperti mengalami brain fog atau penurunan berpikir. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kewalahan, mudah teralihkan, dan sulit berkonsentrasi. Jika mengalami gejala tersebut, ini menjadi tanda bahwa istirahat mental diperlukan.

Secara sederhana, istirahat mental adalah memberikan waktu kepada pikiran dan otak untuk beristirahat sejenak dari usaha memproses terlalu banyak informasi. Melakukan istirahat mental dapat membantu menjaga fokus, produktivitas, dan kemampuan berkonsentrasi.

Lakukan meditasi, jalan-jalan, melihat pemandangan, dan menghindari media sosial untuk mengistirahatkan mental Anda.

3. Istirahat Emosional

Ketika Anda merasa sangat stres karena mungkin terlalu sering menahan emosi yang Anda alami—entah itu untuk kebaikan atau karena merasa tidak mampu mengungkapkannya—tidak jarang hal tersebut dapat membuat Anda lebih sensitif dan merasa terlalu terbebani (overwhelmed).

Jika kondisi emosional Anda sedang tidak baik, hal itu dapat mempengaruhi tingkat produktivitas dan sulit untuk fokus.

Istirahat emosional melibatkan pemrosesan emosi dengan berbicara kepada seseorang yang dapat Anda percayai dalam hidup Anda, seperti teman dekat atau orang tua. Selain itu, Anda perlu mencoba menjadi dirimu sendiri. Anda juga bisa datang ke psikolog atau menuliskan perasaanmu pada jurnal.

4. Istirahat Sosial

Istirahat sosial tidak hanya melibatkan waktu sendirian—meskipun itu juga bisa menjadi pilihan—tetapi melibatkan interaksi dengan individu yang memberikan dukungan positif, bukan dengan mereka yang cenderung negatif dan suka mengkritik.

Untuk itu, Anda bisa menghindari orang-orang yang memiliki energi negatif. Sebagai gantinya Anda menghabiskan waktu dengan mengikuti kelas seperti olahraga, balet, musik, menggambar, memasak, bahasa, atau kelas lainnya yang lebih positif.

5. Istirahat Kreatif

Salah satu bentuk istirahat yang sangat penting adalah istirahat kreatif. Jika pernah mengalami kehabisan ide setelah terus-menerus berproduksi dan berkreasi, itu bisa menjadi tanda kelelahan kreatif. Dan bila sudah mengalaminya, pasti menyadari memaksa diri tidak selalu efektif.

Dr. Saundra Dalton Smith, seorang dokter dan peneliti, mengungkapkan istirahat kreatif melibatkan mengambil jeda dari tekanan produktivitas dan kreativitas yang terus menerus dihadapi setiap hari, dengan tujuan untuk merangsang kreativitas dan meningkatkan produktivitas.

Maka dari itu, tenangkan pikian Anda terlebih dahulu. Seperti misalnya lakukanlah jalan-jalan di alam terbuka, atau bisa juga mendengarkan musik favorit. Siapa tahu, dari situ pikiran kita telah Kembali, dan dapat merasa termotivasi lagi.

6. Istirahat Sensorik

Dr. Dalton Smith mengartikan istirahat sensorik atau sensory rest sebagai cara untuk mengurangi terus-menerusnya rangsangan sensorik yang diterima, seperti dering telepon, cahaya terang dari perangkat elektronik, notifikasi suara, atau aroma yang kuat.

Ia juga menyatakan, sejak lahir, kita selalu menggunakan setidaknya satu indera kita setiap saat. Hal ini dapat menyebabkan sindrom sensory overload, di mana otak sulit memproses berbagai rangsangan sensorik.

Akibatnya, seseorang cenderung mudah marah atau tersinggung, merasa tidak nyaman, gelisah, cemas, terlalu terbebani, dan bahkan dapat mengalami kepanikan.

Untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa matikan lampu ketika tidur di malam hari atau buat pencahayaan kamar Anda menjadi redup. Anda juga bisa pergi ke lam terbuka yang memiliki udara bersih. Di sana, tarik napaslah dan rassakan aroma-aroma segar dari alam.

7. Istirahat Spiritual

Sebuah bentuk istirahat yang tak kalah vital adalah istirahat spiritual atau spiritual rest. Menurut Dr. Dalton Smith, istirahat spiritual merujuk pada usaha untuk memberikan waktu istirahat kepada jiwa.

Hal ini dilakukan untuk membantu kembali menghubungkan diri dengan dimensi yang lebih tinggi, dengan tujuan mencapai rasa ketenangan, kedamaian, dan harmoni.

Istirahat spiritual ini bisa Anda lakukan dengan cara beribadah, berdoa, dan membaca kitab suci.

Itulah beberapa jenis istirahat yang sangat penting dan cara melakukan setiap jenisnya. Dengan memahami berbagai jenis istirahat tersebut, Anda dapat mencapai tingkat istirahat yang optimal untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik, mental, serta spiritual secara menyeluruh.

Selamat menerapkan di kehidupan sehari-hari!

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 01 Jan 2024

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 03 Jan 2024

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS