Peneliti Sebut Gaya Hidup Sehat Dapat Menetralkan Efek Genetika pada Panjang Umur
JAKARTA - Sebuah hasil studi terbaru menunjukkan bahwa gaya hidup sehat ternyata dapat memainkan peran yang signifikan dalam menetralkan dampak genetika terhadap harapan hidup seseorang.
Seperti kita ketahui bahwa beberapa individu mungkin memiliki predisposisi genetik untuk hidup lebih singkat. Disamping itu, kita juga telah mengetahui bahwa kebiasaan sehari-hari, termasuk kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, pola makan, dan tingkat aktivitas fisik, bisa mempengaruhi panjangnya masa hidup.
Namun, hingga saat ini, belum ada penelitian yang memperoleh pemahaman menyeluruh tentang seberapa besar dampaknya gaya hidup sehat dalam menyeimbangkan pengaruh genetika terhadap umur seseorang.
- Menguak Duduk Perkara Isu PHK 450 Pekerja di Tokopedia
- 5 Cara Agar Belanja Lebih Sedikit dan Berhenti Menghabiskan Gaji
- Terkesan Biasa Saja, 5 Makanan Ini Ternyata Bisa Beracun Saat Anda Konsumsi
Hasil dari serangkaian penelitian jangka panjang menunjukkan bahwa gaya hidup sehat dapat mengimbangi dampak negatif dari gen-gen yang memperpendek masa hidup sebanyak 62%.
Bahkan, penelitian ini menyimpulkan bahwa gaya hidup sehat dapat menambah hingga lima tahun pada harapan hidup seseorang. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal BMJ Evidence-Based Medicine.
"Temuan ini menggambarkan pentingnya gaya hidup sehat dalam mengurangi dampak faktor genetik terhadap pengurangan masa hidup," demikian kesimpulan para peneliti.
"Pengembangan kebijakan kesehatan masyarakat untuk mendorong gaya hidup sehat akan menjadi pelengkap yang efektif bagi sistem perawatan kesehatan konvensional, serta mengurangi pengaruh faktor genetik pada panjangnya masa hidup manusia." lanjut penelitian tersebut.
Studi ini melibatkan lebih dari 353.742 orang dari Biobank Inggris. Hasilnya menunjukkan bahwa individu dengan risiko genetik tinggi untuk hidup lebih singkat memiliki risiko kematian dini yang meningkat sebesar 21% dibandingkan dengan mereka yang memiliki risiko genetik rendah, tanpa memperhatikan gaya hidup mereka.
Penelitian ini menambahkan bahwa kombinasi antara gaya hidup yang tidak sehat dan gen-gen penentu masa hidup yang pendek dapat lebih dari dua kali lipat meningkatkan risiko kematian dini dibandingkan dengan individu yang memiliki gen yang lebih baik dan gaya hidup yang sehat.
Namun demikian, penelitian ini menemukan bahwa individu memiliki kendali sebagian atas masa depan mereka. Risiko genetik untuk hidup lebih singkat atau kematian prematur dapat dikompensasi hingga sekitar 62% dengan gaya hidup yang sehat.
Para peneliti menulis: "Individu dengan risiko genetik tinggi dapat menambah hingga sekitar 5,22 tahun pada harapan hidup mereka pada usia 40 tahun dengan menjalani gaya hidup yang sehat."
Penelitian ini mengikuti orang-orang selama rata-rata 13 tahun, dengan catatan 24.239 kematian. Partisipan dikategorikan berdasarkan tiga kategori masa hidup yang ditentukan secara genetik, yaitu panjang (20,1%), menengah (60,1%), dan pendek (19,8%), serta tiga kategori skor gaya hidup, termasuk menguntungkan (23,1%), menengah (55,6%), dan tidak menguntungkan (21,3%).
- Inilah Deretan Tempat-tempat Terkering di Dunia
- Mengenal Daerah Kaledonia Baru yang Banyak Dihuni Orang Jawa
- Kenali Kakeibo, Teknik Mengatur Keuangan ala Orang Jepang
Matt Lambert, seorang pejabat informasi kesehatan senior di World Cancer Research Fund, menyatakan: "Penelitian terbaru ini menegaskan bahwa, walaupun genetika memainkan peran, gaya hidup sehat, termasuk pola makan yang seimbang dan aktivitas fisik teratur, dapat membantu kita hidup lebih lama."
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 04 May 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 13 Jun 2024