Waspada! Ini Dampak Negatif Makan Daging Kucing
JAKARTA – Baru-baru ini, ada momen penting bagi para pecinta kucing dengan diperingatinya Hari Kucing Sedunia, yang jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2024. Hari Kucing Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal tersebut. Namun, pada hari yang sama, ironisnya terjadi insiden memakan daging kucing.
Seorang pria dari Semarang berinisial NY (63) viral di media sosial usai tertangkap basah memakan daging kucing. Beberapa video dan pesan suara yang beredar di media sosial merekam percakapan antara penghuni kos dan NY terkait konsumsi daging kucing tersebut. NY memakan daging kucing dengan alasan sebagai obat diabetes.
Usai video tersebut viral, tim unit Reskrim Polsek Gunungpati segera mendatangi lokasi dan mengamankan pelaku. Di lokasi, petugas juga menemukan sisa pembakaran tulang dan kepala kucing yang berserakan di saluran air.
- Tips Mencegah Pengapuran Tulang di Usia 35
- Cek Daftar Minuman dengan Promo Menarik di Bulan Agustus 2024!
- Tips Bagi Pejuang KPR yang Baru Saja Terdampak PHK
Hasil penyidikan sementara menunjukkan bahwa pelaku mengaku telah mengonsumsi setidaknya 10 ekor kucing dalam setahun terakhir. Kebiasaan aneh ini mengejutkan warga sekitar, terutama karena selain tertutup dan jarang bersosialisasi. Di samping itu, tetangga NY mengaku pernah mendengar NY menyembelih kucing pada tahun 2010.
Dilansir dari dpr.go.id, UU No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang diubah dengan UU No 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009, menyatakan ternak memang merupakan hewan peliharaan, namun diperuntukkan untuk konsumsi manusia.
Daging kucing tidak termasuk dalam kategori produk hewan yang layak untuk dikonsumsi manusia, sehingga tindakan ini dianggap sebagai penyalahgunaan.
Melalui kasus viral tersebut, bagaimana bahaya makan daging kucing bagi tubuh seseorang?
Bahaya Makan Daging Kucing Bagi Kesehatan Tubuh
Dilansir dari unair.ac.id oleh Dosen Kesehatan Masyarakat Veteriner SIKIA, Prima Ayu Wibawati drh M Si, berikut Bahasa memakan daging kucing:
Tanpa Jaminan Keamanan Pangan
Konsumsi daging kucing dapat berdampak langsung pada kesehatan manusia. Pemerintah telah menetapkan kebijakan mengenai pemotongan hewan di Rumah Potong Hewan (RPH) untuk melindungi konsumen, yaitu memastikan produk yang diterima aman, sehat, utuh, dan halal (untuk hewan yang memenuhi syarat halal).
Hal ini bertujuan untuk memastikan hewan yang dipotong memenuhi standar kelayakan. Namun, tidak ada standar pemotongan atau pemakaian khusus untuk kucing, sehingga tidak ada jaminan keamanan bagi konsumsi manusia.
Potensi Bahaya Meat Borne Disease
Potensi zoonosis terpampang nyata terkait dengan konsumsi daging kucing, karena kurangnya standar keamanan pangan. Berbagai penyakit meat borne disease seperti Tuberkulosis, Brucellosis, Salmonellosis, Botulisme, Intoksikasi Staphylococcal, Taeniasis, Trikinosis, hingga Clostridiosis, dapat mengancam kesehatan pengkonsumsi daging kucing. Bahkan, infeksi rabies juga bisa terjadi.
Bentuk Pelanggaran Animal Welfare
Selain karena kucing dianggap sebagai hewan peliharaan dan bukan untuk konsumsi, asal-usul kucing juga menjadi pertanyaan penting yang perlu diperhatikan. Proses pemotongan juga pasti tidak memperhatikan prinsip kesejahteraan hewan, karena tidak ada standar pemotongan yang berlaku untuk produk pangan seperti itu.
Menilai Aspek Psikologis Konsumen
Banyak organisasi yang mengkritik konsumsi daging kucing, namun kritik tersebut perlu disertai dengan upaya edukasi yang mempertimbangkan aspek psikologis target. Pendekatan yang mencakup aspek agama, kesehatan masyarakat veteriner, potensi penyakit, dan legislasi diperlukan untuk mengurangi konsumsi daging kucing di masyarakat.
Bagi umat Muslim, penekanan pada keharaman konsumsi daging kucing. Sementara untuk non-Muslim, sosialisasi mengenai risiko penyakit yang dapat ditularkan serta pentingnya kepedulian terhadap hewan.
Adapun, Menurut jurnal yang berjudul ‘Consumption of Domestic Cat in Madagascar: Frequency, Purpose, and Health Implications’ (2015), mengonsumsi daging kucing dapat menimbulkan risiko besar bagi kesehatan manusia.
Jurnal tersebut membahas kebiasaan masyarakat Madagaskar yang sering mengonsumsi daging kucing. Di Madagaskar, kebiasaan mengonsumsi daging kucing sering kali terkait dengan tingkat pendidikan yang rendah. Peneliti melihat, konsumsi daging kucing lebih tinggi di daerah pedesaan. Namun, peneliti tidak memberikan rincian mengenai jumlah orang yang sakit akibat mengonsumsi daging kucing.
Peneliti dari Temple University (AS) dan University of Antananarivo (Tanzania) menganalisis pola konsumsi daging kucing, alasan di balik kebiasaan tersebut, serta potensi penyakit yang mengintai. Seperti:
Bakteri Clostridium Botulinum
Menurut para peneliti, berbagai potensi penyakit yang terdapat daging kucing, terutama jika daging tersebut kurang matang atau bahkan tidak dimasak sama sekali.
Salah satu potensi penyakit yang muncul disebabkan bakteri Clostridium botulinum, yang memproduksi racun botulin dan menyebabkan botulisme. Botulisme adalah keracunan serius yang menyerang sistem saraf, termasuk otak dan sumsum tulang belakang, serta menyebabkan kelumpuhan yang secara perlahan menyebar ke seluruh tubuh.
Bakteri Borrelia Crocidurae
Kucing merupakan habitat bagi kutu yang dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Salah satunya adalah bakteri Borrelia crocidurae, yang dapat menyebabkan demam tinggi pada manusia. Jurnal tersebut juga mencatat flu burung dapat ditularkan melalui kucing.
Menyebabkan Penyakit Toksoplasmosis
Yang lebih berbahaya adalah kucing merupakan tempat bagi parasit protozoa Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat menyebabkan toksoplasmosis, yang bisa sangat fatal bagi manusia, terutama bagi mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Whoosh Beri Diskon 17 Persen di 17 Agustus 2024, Simak Syaratnya
- Berkat Mandiri Agen, Masyarakat di Wilayah 3T Bisa Nikmati Layanan Keuangan
- Harga Sembako di DKI Jakarta Hari Ini: Cabe Merah Besar Naik, Cabe Rawit Merah Turun
Toksoplasmosis dapat memengaruhi saluran pencernaan, termasuk mulut, tenggorokan, lambung, usus, dan anus, serta organ vital lainnya seperti jantung, sistem saraf, dan kulit. Pada ibu hamil, toksoplasmosis dapat menyebabkan kelainan serius seperti kebutaan dan kerusakan neurologis pada bayi. Hingga saat ini, belum ada vaksin yang dapat mencegah penyakit ini.
Itu dia bahaya konsumsi daging kucing. Ingat, jangan sekali-sekali untuk mencoba mengkonsumsi daging tersebut.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 09 Aug 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 15 Agt 2024